Kamis, 25 August 2022 09:40 UTC
CEK SALURAN. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengecek saluran air, Kamis, 25 Agustus 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkeliling meninjau pengerjaan konektivitas saluran air untuk mengatasi banjir saat musim hujan. Pengecekan saluran air tersebut dilakukan di kawasan Jalan Ahmad Yani, Jalan Menanggal, Jalan Gayungsari, hingga ke Jalan Ketintang Kota Surabaya, Kamis, 25 Agustus 2022.
Hal ini dilakukan seusai Eri melakukan pengecekan penataan taman tengah kota di sepanjang Jalan Raya Darmo Kota Surabaya untuk mempertahankan keindahan Kota Pahlawan.
Eri meninjau rencana pengerjaan saluran crossing di depan Mall Cito, kemudian saluran tengah Jalan Ahmad Yani di sisi selatan Taman Pelangi, pengerjaan saluran air di Jalan Ketintang Madya, menuju ke pembuatan Bozem Jambangan (Kolam Renang Aquatic), pengerjaan rumah pompa Kebonsari Elveka, hingga rencana pengerjaan saluran air Jalan Ketintang Kota Surabaya.
BACA JUGA: Atasi Genangan Air di Pusat Kota, Pengerjaan Crossing Dikebut
“Jadi untuk menghilangkan banjir, yang posisinya ada di Injoko (Jalan Gayungsari Kebonsari) daerah Gayungsari, daerah Menanggal, itu aliran air tidak kita buang ke saluran Kebon Agung,” kata Eri.
Ia menerangkan ketika aliran air masuk ke kawasan Injoko, maka aliran air dari kawasan Jalan Menanggal dan Gayungsari akan dialihkan ke saluran crossing di depan Mall Cito agar tidak membebani saluran Kebon Agung.
“Setelah itu, di depan Cito ada crossing menuju ke arah Korem. Ada rumah pompa, melewati rel kereta api, sehingga itu yang kita buatkan saluran yang terkoneksi. Jadi nanti air yang dari Menanggal, Gayungsari, Injoko, tidak membebani yang ada di Kebon Agung,” kata dia.
Sebab menurutnya, perlu dilakukan pemilahan saluran air sesuai daya tampung dan konektivitas saluran agar aliran air tidak membebani pada satu titik tertentu.
BACA JUGA: Pekerjaan Crossing Saluran Tengah Kota Surabaya Gunakan APBD Sebesar Rp 13 Miliar
“Kebon Agung kalau terbebani segini luar areanya, maka secara otomatis Kebon Agung mulai dari Jalan Raya Jemursari pasti banjir sampai ke Jalan Medokan karena tidak kuat untuk nariknya, jadi aliran air kira pecah-pecah sesuai bebannya,” katanya.
Dengan pemilahan saluran air, Pemkot Surabaya bisa menghitung beban atau intensitas air untuk mencegah timbulnya banjir di kawasan tersebut.
“Dia harus terbagi, sehingga satu tempat harus tahu kalau tempat ini mampu menampung berapa meter kubik. Maka kita belokkan ke sini. Kita juga mengecek lagi yang ada di Bozem Aquatic (Bozem Jambangan) agar tidak membebani saluran Kebon Agung,” katanya.