JATIMNET.COM, Surabaya – Marc Marquez telah mengunci gelar keenam di kelas premium MotoGP pada balapan di Buriram, Thailand dua pekan silam. Patut ditunggu apa yang akan dilakukan Marquez dengan motor Honda-nya di sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang akhir pekan nanti.

Motegi merupakan kandang Honda. Tahun lalu Marquez mengunci gelar juara dunia di sirkuit tersebut. Begitu spesialnya sirkuit di Narita itu bagi Honda lantaran tahun ini akan akan merayakan 60 tahun partisipasinya di MotoGP.

Bagi Marquez, ini kesempatan untuk pembuktian sekaligus memberi kado istimewa bagi Honda. Sebab sepanjang karirnya dia baru mengoleksi dua gelar di Motegi setelah melakukannya tahun 2016 dan 2018.

BACA JUGA: Marquez Ingin Seperti Rafael Nadal dan Lionel Messi

Rekor kemenangan di Motegi masih dimiliki Jorge Lorenzo saat memacu motor Yamaha dengan tiga kemenangan. Disusul Loris Capirossi bersama Ducati dan Dani Pedrosa bersama Honda yang juga mengoleksi tiga kemenangan.

Jangan lewatkan bagaimana perjuangan Andrea Dovizioso mempertahankan posisi kedua. Pebalap Ducati ini tentu tidak akan melupakan duel dengan Marquez pada tahun 2017. Dia mampu mengalahkan Marquez di tengah hujan lebat.

Dovi, sapaannya saat ini berada di urutan kedua klasemen sementara. Dia berambisi menjadi yang tercepat guna mengamankan posisinya di urutan kedua. Pebalap Italia ini mencatat pole pertamanya di kelas utama di Motegi pada 2010, dan melakukannya pada 2014 dan 2018.

BACA JUGA: Quartararo dan Morbidelli Cetak Sejarah Rebut Pole Position

Jangan sepelekan pula rookie tahun ini, Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT). Dia telah mencuri perhatian sepanjang 15 balapan. Bagaimana dia terus menekan Marquez pada balapan di Austria, San Marino, dan Thailand.

Rider kelahiran Prancis 20 tahun silam itu kini hanya terpaut dua poin dari Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha). Tidak tertutup kemungkinan dia bisa menggusur Maverick Vinales dan Danilo Petrucci yang masing-masing di urutan keempat dan kelima.

Marquez tetaplah Marquez. Baby Alien, julukannya, adalah pebalap egois yang enggan dikalahkan. Meskipun sudah mengunci gelar, ambisi untuk merebut kemenangan belum luntur.