Minggu, 01 December 2019 04:33 UTC
Salah satu ODHA (kanan) berkampanye tentang bahayanya penyakit AIDS di Situbondo, Sabtu 30 November 2019. Foto: Hozaini.
JATIMNET.COM, Situbondo – Peringatan Hari AIDS se-dunia dimanfaatkan penyintas di Situbondo dan Banyuwangi untuk berkampanye tentang bahayanya penakit tersebut. Sebanyak tiga orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dari dua kota ini diundang dalam talk show yang diselenggarakan pada Sabtu 30 Desember 2019 malam.
Dalam talk show tersebut, ketiganya tidak mengenakan penutup kepala untuk mengajak masyarakat tak mendiskriminasikan para penderita HIV/AIDS. Ketiganya mengakui penyakit tersebut berbahaya, tapi bukan berarti harus menjauhi penderitanya.
“Kami tak pernah menginginkan penyakit ini, dan pernah hidup terpuruk, tapi bisa bangkit. Kami masih memiliki semangat untuk hidup,” kata Lia salah seorang ODHA asal Situbondo sambil mengisahkan perjalanan hidupnya.
Selain Lia asal Situbondo, dua ODHA asal Banyuwangi adalah Siti dan Dina. Ketiganya mengaku berani membuka statusnya, karena sudah kembali pada kehidupan normal.
BACA JUGA: Dinkes Situbondo Dampingi dan Advokasi Pengidap HIV-AIDS
Adapun acara talk show bertajuk ‘Jahui Penyakitnya Dekati Orangnya’ mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Situbondo. Tak hanya kebanjiran pertanyaan, para pengunjung juga mengajak tiga ODHA ini berswafoto.
“Kami mengadakan peringatan HIV AIDS se-dunia dengan melibatkan 43 komunitas. Selain menghadirkan para ODHA untuk berkampanye, kami juga menggelar aksi kemanusiaan di jalan, mengajak masyarakat menjahui HIV AIDS,” kata pelaksana kegiatan dari LPM Merak, Nasrullah.
SOLIDARITAS. Pelajar SItubondo tak mau ketinggalan mengampanyekan HIV/AIDS di SItubondo, Sabtu 30 November 2019. Foto: Hozaini.
Puluhan komunitas di Sutubondo mengadakan aksi kemanusian besar-besaran di 13 titik kawasan kota. Selain berorasi tentang HIV AIDS, mereka juga membagi-bagikan stiker dan kipas bertuliskan bahaya penyakit HIV AIDS.
“Kegiatan ini mendapat dukungan dari Pemkab Situbondo dan Dinas Kesehatan. Peringatan Hari AIDS se-Dunia ini juga melibatkan berbagai komunitas, karena masalah ini harus melibatkan semua elemen masyarakat,” Nasrullah menambahkan.
BACA JUGA: ODHA Didorong untuk Lebih Terbuka
Menurutnya, komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini terdapat perwakilan pelajar dan mahasiswa, LSM, pecinta motor, hingga pegiat media sosial dan jurnalis. Ke depan semua komunitas harus terlibat mengadvokasi penderita HIV/AIDS di Situbondo.
“Sesuai hastag, jauhi penyakitnya, dekati orangnya,” terang Nasrullah.
Saat ini total penderita HIV/AIDS sejak 2010 hingga 2019 terdata 1.530 orang. Untuk tahun 2019 ditemukan 247 penderita dan 10 orang di antaranya sudah meninggal.
Saat ini Dinkes Situbondo menyediakan obat ARV gratis bagi penderita. Obat tersebut bisa diambil di rumah sakit dan enam puskesmas yang tersebar di Situbondo.
