Logo
Menyikapi Demo Sejumlah Mahasiswa Papua

Soekarwo Minta Perlunya Dialog dengan Mahasiswa Papua

Reporter:,Editor:

Senin, 03 December 2018 11:01 UTC

Soekarwo Minta Perlunya Dialog dengan Mahasiswa Papua

Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Soekarwo tidak setuju jika aksi mahasiswa Papua dianggap separatisme. Menurutnya, demo yang dilangsungkan 1 Desember 2018 itu masih jauh dari kata kemerdekaan.

Menurut Pakde Karwo, sapaan karib Soekarwo, kemerdekaan itu harus melewati jalan panjang, yakni dialog dan perjuangan untuk meraihnya. Dua model ini yang sering kali dipakai dalam merengkuh kemerdekaan, termasuk Indonesia.

“Harus diajak dialog. Jangan di luar dialog dalam mengambil tindakan. Jangan di persona non grata-kan,” usul Pakde Karwo saat ditemui di Hotel Shangri-La, menyikapi demo mahasiswa asal Papua dua hari lalu.

Mantan Sekdaprov Jawa Timur ini menyarankan memakai pendekatan humanis dan keadilan untuk menyikapi aksi mahasiswa Papua di Surabaya yang terjadi di Jalan Pemuda atau di sekitar monumen kapal selam (Monkasel).

“Cari psikolog. Apa yang sebetulnya terjadi. Apakah tentang ketidakpastian setelah sekolah, atau pasca lulus itu nanti jadi apa. Ataukah ada penyebab lainnya,” urainya.

Usulan lain yang disampaikan petinggi Partai Demokrat Jatim itu perlu mengingatkan terkait perlunya akulturasi budaya. Ia melihat asrama mahasiswa seperti di Jalan Kalasan, Surabaya terlalu eksklusif untuk pelajar dari satu daerah. Tidak ada komunikasi dengan mahasiswa dari wilayah lain maupun masyarakat sekitar.

Berbeda halnya jika asrama tidak lagi khusus diperuntukkan satu daerah. Bahkan kalau bisa berbaur, kos di antara warga untuk membentuk akulturasi budaya.

"Sebenarnya mengubah ekstrimitas salah satunya dengan cara bagaimana menerapkan etika moral dan kultural itu di tengah mereka. Sebaiknya mereka jangan mengelompok,” lanjutnya.

Soekarwo mencontohkan gedung asrama Bhineka Tunggal Ika yang kini berubah menjadi Empire, merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai daerah.

“Itu dulu asrama Bhineka Tungkal Ika. Di sana itu campur dari daerah mana saja,” pungkasnya.