Logo

Plafon KUR 2019 Mencapai Rp 140 Triliun

Reporter:

Senin, 28 January 2019 02:40 UTC

Plafon KUR 2019 Mencapai Rp 140 Triliun

no image available

JATIMNET.COM, Jakarta – Pemerintah menaikkkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2019 menjadi Rp 140 triliun dari plafon KUR 2018 sebesar Rp 123,8 triliun. Alokasi untuk KUR sektor produktif juga ditambah menjadi 60 persen pada 2019 dibanding 2018 yang sebesar 50 persen.

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga optimistis Kredit Usaha Rakyat (KUR) semakin banyak diserap sektor produktif khususnya usaha mikro, kecil dan menengah.

"Tahun ini KUR akan lebih banyak diarahkan untuk sektor produktif dan setelah melihat langsung ke lapangan, saya optimistis KUR produktif akan banyak diserap UKM," kata Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, Senin 28 Januari 2019.

Puspayoga mengatakan, penekanan KUR sektor produktif ini karena diyakini sektor ini akan mempercepat kegiatan perekonomian rakyat, membantu penyerapan tenaga kerja, dan memberikan kontribusi pada peningkatan produk domestik bruto (PDB)

BACA JUGA: Soekarwo Berharap Bunga Kredit IKM Bisa Lebih Rendah

Salah satu penerima KUR di Kabupaten Banyuwangi yakni pasangan H Zainur Rasid dan Hj Siti Nuryani yang mengembangkan UKM Rocky Craft produsen kap lampu hias berbahan kulit kerang.

Zainur menjelaskan, usaha yang digelutinya sudah mampu menembus pasar ekspor dengan tujuan Jerman.

Ia yang menerima KUR Rp 500 juta melalui BRI menjelaskan usaha kap lampu hias di Banyuwangi ini dalam sehari bisa memproduksi 60-70 kap dengan harga berkisar Rp300 ribu per produk. Ekspor dikirim tiap dua bulan sekali dan omzet yang dihasilkan berkisar Rp 500 juta per bulan. "KUR sangat membantu perkuatan modal usaha kami," katanya.

Sementara itu Indra Purnama Wakil Kepala Cabang BNI Banyuwangi mengatakan untuk tahun 2019, pihaknya menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 120 miliar di wilayah Kabupaten Banyuwangi, atau naik dibanding tahun lalu yang Rp 90 miliar.

"Memang peningkatan plafon itu menjadi tantangan bagi perbankan untuk mencari debitur baru terutama UKM sektor produksi, namun dengan kerja keras kami optimistis mampu merealisasikannya," tambahnya.