Sabtu, 05 October 2019 04:29 UTC
DEMONSTRASI. Aksi mahasiswa dan pelajar pada 26 September 2019 di Surabaya. Foto: Bayu Pratama
JATIMNET.COM, Surabaya – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku telah menemui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian terkait tewasnya seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randi, akibat luka tembak dalam aksi demonstrasi di gedung DPRD Sulawesi Tenggara.
Dalam pertemuan itu, menristek meminta kapolri untuk mengusut tuntas temuan tentang aparat polisi yang membawa senjata berpeluru tajam saat pengamanan aksi, dan melakukan pengusutan dengan transparan.
BACA JUGA: Mahasiswa Demo di Mapolres Blitar Tuntut Ungkap Penembak Randy
"Saya sudah minta agar diproses secara transparan dan terbuka biar semua tahu. Saya juga sudah bertemu langsung sama Pak Kapolri, beliau akan tindak lanjuti," kata Nasir, di Kota Bogor, Jumat 4 Oktober 2019.
Selain itu, Nasir juga berharap polisi dapat mengungkap kasus tewasnya seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Randi karena luka tembak di bagian dada dalam aksi demo.
"Ya kalau ada (mahasiswa) yang meninggal urusannya polisi, suruh periksa itu," tegas Nasir.
BACA JUGA: Immawan Randy Meninggal, Mahasiswa Probolinggo Salat Gaib di Depan Mapolresta
Seperti diketahui, seorang mahasiswa bernama Randi tewas dalam demo yang berujung ricuh di Gedung DPRD Sultra pada Kamis, 26 September 2019 lalu. Hasil otopsi memastikan bahwa Randi tewas karena tertembus timah panas dari tembakan senjata api.
Kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Tim Investigasi Polri pun mengungkap ada enam anggota polisi yang membawa senjata api dalam aksi demo itu dan kini masih menjalani pemeriksaan.
Sumber: Suara.com