
Reporter
Faizin AdiSenin, 7 Oktober 2019 - 16:30
Editor
Hari Istiawan
Ilustrasi. [Unsplash]
JATIMNET.COM, Jember - Penyidikan kasus dugaan pembalakan liar yang terjadi di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Jember, yang ditangani Polres Jember diambil alih Polda Jatim.
Selain itu, seorang anggota Kepolisian Khusus Kehutanan (Polsushut) yang diduga sebagai penembak mati warga juga diperiksa intensif oleh Inspektorat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kami hanya melakukan pemeriksaan awal terhadap 10 anggota Polsushut termasuk saudara Doddy yang diduga sebagai penembak. Selain itu, kami juga memeriksa dua warga sekitar. Penanganan diambil alih oleh Ditreskrimum Polda Jatim," ujar Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal saat dikonfirmasi Jatimnet.com di Mapolres Jember, Senin 7 Oktober 2019.
BACA JUGA: Polsushut Tembak Mati Pelaku Penebangan Liar
Dalam berita sebelumnya, seorang terduga pelaku perambahan liar (illegal logging) ditembak mati oleh Polsushut karena diduga mencuri kayu di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang berada di Dusun Krajan, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember.
Regu Polsushut yang sedang berpatroli tersebut berjumlah 10 personel. Korban yang diduga mencuri kayu itu bernama Aris Samba, yang melakukan aksinya bersama seorang rekannya.
Penembakan terhadap Aris Samba ini rupanya memicu ketegangan warga setempat. Dan untuk mendinginkan suasana, Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal langsung melayat ke rumah keluarga Aris Samba di Dusun Krajan, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, untuk menyampaikan duka citadan memberi tali asih.
BACA JUGA: Pesta Sabu, Pengusaha Busana Muslim Jember Diciduk Polisi
Selain itu, ketegangan juga sempat terjadi di Kantor TNMB Resort Andorejo beberapa jam usai Aris Samba dinyatakan meninggal pada Kamis 3 Oktober 2019.
Petugas kepolisian pun harus menjaga ketat kantor tersebut. Selain itu, polisi bersama TNMB juga melakukan pendekatan persuasif guna menenangkan emosi warga yang tidak terima rekannya ditembak mati oleh petugas Polsushut.
Alfian menegaskan penembakan terjadi karena upaya pembelaan Polsushut. Kepada polisi yang memeriksa, Polsushut tersebut mengaku sudah menempuh upaya dialog persuasif.
BACA JUGA: 12 Tahun Jalani Aksi Kamisan, Sejauh Mana Kekuatan Suciwati Berjuang?
"Sudah diberikan tembakan peringatan tiga kali, tetapi korban Aris yang diduga sebagai perambah kayu malah melawan dengan mengayunkan golok sehingga membahayakan keselamatan dari Polsushut," terang Alfian.
Beberapa barang bukti seperti golok milik korban, senjata organik milik Polsushut, kini sudah diamankan polisi. "Untuk pemeriksaan prosedur penembakan bagi saudara Doddy, itu urusan internal dari KLHK," tutur perwira yang baru dua minggu berdinas di Jember ini.