JATIMNET.COM, Surabaya – Sejumlah jurnalis di Malang Raya yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas untuk Keselamatan Jurnalis melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kota Malang. Mereka menuntut polisi membebaskan Dandhy Dwi Laksono dari segala tuntutan dan menuntut pengusutan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh anggotanya terhadap sejumlah jurnalis berbagai daerah.

“Kami menuntut polisi membebaskan Dandhy Dwi Laksono dari sangkaan pasal karet UU ITE,” kata koordinator aksi Muhammad Zainuddin dalam siaran persnya, Jumat 27 September 2019.

Gerakan itu juga mengajukan sejumlah tuntutan lain, seperti meminta polisi menghentikan penangkapan aktivis yang melakukan kritik dan menyuarakan kepentingan publik, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kekerasan pada jurnalis, mengimbau perusahaan media agar membekali alat pelindung kepada jurnalis saat bertugas, dan mendesak Dewan Pers untuk membentuk Satgas Anti Kekerasan guna menuntaskan berbagai kasus kekerasan yang muncul sepanjang aksi penolakan RKUHP dan UU KPK.

BACA JUGA: Jadi Tersangka, Tagar #BebaskanDandhyLaksono Dicuitkan Puluhan Ribu Akun 

Dalam aksi tersebut, massa membungkam mulut dan mengenakan masker sambil berdiri mematung di depan Gedung DPRD Kota Malang. 

Mereka membawa sejumlah poster dengan beragam kalimat protes, seperti “Tolak RUU KUHP”, “Jurnalis Malang bersama Dandhy”, “Stop pembungkaman penyampaian pendapat”, “Stop kekerasan terhadap jurnalis,”, “Stop semua kekerasan oleh aparat”, “Beda pendapat wajar, jangan asal tangkap”.

Gerakan Solidaritas untuk Keselamatan Jurnalis sendiri terdiri dari sejumlah organisasi jurnalis di Malang, yaitu Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Malang Raya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang maupun jurnalis yang tidak tergabung dalam organisasi profesi.