JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Seksi Layanan Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr Edi Supriatna menyatakan cuaca panas di tanah suci menjadi tantangan bagi sebagian besar jemaah calon haji asal Indonesia.

Menurutnya suhu di Arab Saudi pada musim haji tahun ini terjadi peningkatan, namun memiliki kelembapan yang rendah. “Dampak dari cuaca di Arab Saudi saat ini berisiko dehidrasi bagi jemaah calon haji,” kata Edi, seperti dilansir dari laman kemenag.go.id, Minggu 14 Juli 2019.

Dia menambahkan sejumlah jemaah haji Indonesia cenderung menahan keinginan untuk sering minum karena khawatir sering buang air kecil. Padahal, air tersebut bisa keluar melalui keringat maupun evaporasi (penguapan).

BACA JUGA: 250 HT CJH Disita Petugas Haji Surabaya

“Sebenarnya gejala dehidrasi bisa ditandai dengan gatal-gatal, gangguan jiwa, dan demensia,” Edi menambahkan.

Imbauan untuk menghadapi cuaca panas di tanah suci juga disampaikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya. Seluruh jemaah haji mendapat sosialisasi agar sesering mungkin mengonsumsi air mineral

“Semua informasi mengenai menjaga kesehatan terutama saat cuaca panas selama di Tanah Duci juga disampaikan saat pembekalan di asrama haji,” ungkap PPIH Embarkasi Surabaya, Solmisah kepada Jatimnet.com pada Sabtu 13 Juli 2019.

BACA JUGA: Haji Termuda Asal Malang Sempat Gagal Berangkat di Tahun 2013

Dia menambahkan, sengatan panas matahari dapat dicegah dengan mengenakan pakaian yang lebih longgar dan berwarna terang. Jemaah juga dianjurkan memakai tabir surya, minum banyak cairan, mencari tempat berteduh, dan memastikan layanan medis di tanah suci bila sewaktu – waktu dibutuhkan.

Berdasarkan penelusuran Jatimnet.com melalui aplikasi Accu Weather, cuaca di Madinah pada Minggu, 14 Juli 2019 sebagian besar cerah dengan suhu tertinggi 43 derajat celsius pada siang hari dan terendah 32 derajat pada pagi hari.

Sementara kondisi di Mekah, berada pada suhu 41 derajat celsius dan terendah 30 derajat pada dinihari.