Logo

Foto-Foto Evakuasi Korban Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny 

Reporter:,Editor:

Selasa, 30 September 2025 04:00 UTC

Hingga Selasa dini hari, 30 September 2025, petugas SAR gabungan berusaha menyelamatkan korban bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo , yang ambruk Senin sore, 29 September 2025. Foto: Januar
Bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin sore, 29 September 2025. Foto: SAR Surabaya
Hingga Selasa dini hari, 30 September 2025, petugas SAR gabungan berusaha menyelamatkan korban bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo , yang ambruk Senin sore, 29 September 2025. Foto: Januar
Tim SAR berusaha mengevakuasi korban bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang ambruk, Senin sore, 29 September 2025. Dok: SAR Surabaya
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menemui para wali santri yang menunggu di Ponpes Al Khoziny, Selasa dini hari, 30 September 2025. Foto: Humas Pemprov Jatim

JATIMNET.COM, Sidoarjo - Proses evakuasi korban runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa/Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, berlangsung dramatis.

Hingga Selasa dini hari, 30 September 2025, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi delapan orang korban dalam kondisi selamat dari reruntuhan.

"Tujuh korban pertama ditemukan Senin malam, 29 September 2025, dan kami harus evakuasi hati-hati karena bangunan rawan roboh," kata Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) saat dikonfirmasi.

Nanang menjelaskan proses evakuasi korban pertama berhasil diselamatkan, pada pukul 18.01 WIB, disusul korban kedua pukul 18.16 WIB.

Selanjutnya, korban ketiga dievakuasi pukul 19.00 WIB, korban keempat pukul 19.16 WIB, korban kelima pukul 19.38 WIB, korban keenam pukul 20.55 WIB, korban ketujuh pada pukul 22.01 WIB, dan korban kedelapan ditemukan Selasa dini hari pukul 01.58 WIB.

“Meski menghadapi kondisi reruntuhan bangunan yang tidak stabil dan banyaknya material di lokasi, tim SAR tetap berupaya mengevakuasi korban dengan mengutamakan keselamatan,” ujar Nanang.

Kedelapan korban yang berhasil dievakuasi selanjutnya dibawa ke sejumlah rumah sakit di Sidoarjo, seperti RSUD Notopuro, RS Delta Surya, dan RSI Siti Hajar, guna mendapatkan perawatan medis sesuai kondisi masing-masing.

"Kami melakukan perawatan medis kepada korban di tiga rumah sakit di Sidoarjo," kata Nanang.

Berdasarkan data sementara, terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah tersebut, 99 orang berhasil diselamatkan. Dari jumlah itu, delapan orang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan, dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian. Sementara itu, satu orang meninggal dunia.

Nanang menambahkan kendala utama dalam proses evakuasi adalah kondisi struktur bangunan yang rapuh dan timbunan material beton yang menyulitkan pergerakan tim.

Meski demikian, operasi penyelamatan terus dilanjutkan dengan dukungan penuh berbagai unsur SAR.

Operasi SAR ini melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi dan organisasi. Selain Kantor SAR Surabaya, unsur lain yang turut terlibat antara lain BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, BPBD Jombang, BPBD Nganjuk, BPBD Mojokerto, BPBD Gresik, TNI, Polri, PMI Sidoarjo, Damkar Sidoarjo, SAR MTA, SAR Surabaya, BDRT Rescue, LPBI NU, IOF Rescue, SAR Natra, Gerpik, BAZNAS, dan sejumlah organisasi relawan lainnya.

Mereka diperkuat dengan peralatan ekstrikasi, Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), peralatan evakuasi medis, hingga perlengkapan pendukung operasi penyelamatan.