Minggu, 09 September 2018 09:00 UTC
Ilustrasi nyamuk malaria. Ilustrator: Cheppy.
JATIMNET.COM, Biak – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Biak Numfor, Papua berhasil menurunkan Annual Parasite Incidence (API) atau angka penderita malaria dari 7,6 persen menjadi 2,8 persen per 1.000 penduduk pada pertengaan tahun 2018.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Biak Ruslan Epid menyebutkan pihaknya berusaha menekan penderita malaria hingga endemis rendah 0-1 per 1.000 penduduk.
“API merupakan jumlah penderita malaria dengan konfirmasi laboratorium positif terhadap populasi di wilayah tertentu dan waktu tertentu per 1.000 penduduk,” kata Ruslan Epid Antara, Minggu, 9 September 2018.
Dia menambahkan penurunan API malaria di Kabupaten Biak Numfor dapat mencapai standar nilai dari badan kesehatan dunia (WHO), di mana standar maksimum API kurang dari 5 persen.
Ia menyebut penurunan angka penderita malaria di Kabupaten Biak Numfor merupakan peran petugas kesehatan dan kader kesehatan. Terutama di berbagai Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dalam pencegahan kasus penyakit malaria yang tergolong tinggi di Papua.
Sementara upaya lain dari penurunan API malaria di Biak, diantaranya sosialisasi dan promosi Dinas Kesehatan gencar memromosikan kesehatan kepada masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan bersih.
“Dinas Kesehatan juga telah melengkapi sarana alat mikroskop dan petugas kesehatan untuk pemeriksaan penyakit malaria di 21 Puskesmas,” sambungnya.
Ruslan mengatakan Kabupaten Biak Numfor salah satu dari 29 kabupaten/kota yang berhasil dalam penanganan dan pencegahan penyakit malaria.
Sesuai dengan target di tahun 2019, Kabupaten Biak Numfor akan menjadi kabupaten menuju eliminasi penyakit malaria di Papua.
Sementara berdasarkan data Kementerian Kesehatan situasi malaria di Indonesia pada tahun 2017 terdapat 266 (52 persen) di antaranya wilayah bebas malaria dari 514 kabupaten/kota.
Adapun 172 kabupaten/kota (33 persen) endemis rendah, 37 kabupaten/kota (7 persen) endemis menengah, dan 39 kabupaten/kota (8 persen) endemis tinggi.