Logo

Belanja Pemerintah Kurang Maksimal, Legislator: Harusnya Pertumbuhan Ekonomi Jatim Bisa Lebih Tinggi

Reporter:,Editor:

Jumat, 13 August 2021 07:40 UTC

Belanja Pemerintah Kurang Maksimal, Legislator: Harusnya Pertumbuhan Ekonomi Jatim Bisa Lebih Tinggi

Anggota DPRD Jawa Timur Muhammad Fawait

JATIMNET.COM, Surabaya - Anggota DPRD Jawa Timur Muhammad Fawait menilai pertumbuhan ekonomi Jatim kuartal II 2021 harusnya bisa melebihi catatan Badan Pusat Statistik (BPS). 

Tren biasanya, kata dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selalu di atas nasional. Pada kuartal II Tahun 2021 laju perekonomian hanya 7,05 persen. Sedangkan nasional berada di 7,07 persen. 

"Kuartal II ini masih dibawah Nasional. Coba belanja pemerintah khususnya yang padat karya dimaksimalkan, kami yakin akan jauh lebih tinggi dibanding Nasional," ujar politikus yang akrab disapa Gus Muda tersebut, Jumat 13 Agustus 2021. 

Politikus Partai Gerindra itu mengakui sejumlah sektor seperti konsumsi, investasi, ekspor dan impor pasti belum bisa bangkit semula. Namun, pengeluaran pemerintah dapat diandalkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Komisi XI DPR RI Imbau Pemerintah untuk Tingkatkan Pemerataan Pembangunan

Pihaknya melihat pengeluaran Pemprov Jatim belum optimal. Karena sampai Bulan Agustus belanjanya baru sekitar 50 persen. Harusnya bisa melebihi persentase tersebut. 

"Tentu, bagi kami, di bulan Agustus ini belanja-belanja yang padat karya bisa ditingkatkan. Kan, sekarang banyak orang di PHK, banyak orang kesulitan pekerjaan. Kalau belanja pemerintah provinsi Jatim ini, khususnya terkait padat karya itu bisa dipercepat, tentu bisa mengurangi masalah yang ada di masyarakat, khususnya di pedesaan," ungkapnya.

Dirinya sangat berharap dari belanja pemerintah sektor-sektor seperti UMKM dapat terselamatkan. Sehingga perekonomian Jawa Timur kian melejit lagi.

Baca Juga: UMKM Didorong Digitalisasi dan Efisiensi Operasi di Masa Pandemi

Sektor informal dan sektor usaha kecil dan menengah memang masih menjadi andalan Jatim untuk lepas dari krisis. Kondisi yang sudah pernah terjadi pada Tahun 1998 dan 2008. Saat itu, kata Gus Mufa, kebangkitan ekonomi terbesar disumbang dari UMKM. 

Tinggal sekarang peran BUMD seperti Bank Jatim untuk memberikan relaksasi kepada usaha kecil. "Tanpa kita bantu mereka, maka usaha kecil juga akan mati juga sekarang kalau kondisi pandemi seperti ini," tegasnya. 

Langkah lainnya yang juga harus diperhatikan yakni menggandeng pesantren sebagai daya tarik membangkitkan ekonomi.

"Kita lihat, di dekat pesantren mesti ekonomi masyarakat naik. Artinya, kalau selama ini mungkin ada pesantren kurang optimal, kita gandeng mereka sudah sudah memberikan sumbangsih pertumbuhan ekonomi di Jatim. Apalagi, diberikan perhatian lebih," tandasnya.