Kamis, 08 July 2021 05:00 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Gresik - Archipelago International grup manajemen hotel swasta dan independen terbesar di Asia Tenggara, bekerja sama dengan BenihBaik.com dan ECPAT Indonesia.
Dengan menambahkan opsi pemberian donasi pada situs web pemesanan kamar hotel yang dikelolanya, langsung disalurkan ke ECPAT Indonesia guna membantu mengakhiri eksploitasi anak.
Selain seruan untuk memerangi eksploitasi anak, juga untuk menciptakan kesadaran akan perlunya mengambil tindakan terhadap eksploitasi anak, serta menjadi bagian dari gerakan.
John Flood, President & CEO Archipelago International menyebut dua bulan lalu telah bergabung dengan organisasi The Code menerapkan enam kriteria di seluruh industri memerangi eksploitasi anak dalam bisnis perjalanan dan pariwisata.
Baca Juga: Diduga Lakukan Pencabulan dan Eksploitasi Anak, Pemilik Sekolah Ternama di Batu Dipolisikan
"Ini baru permulaan, kami bangga mengumumkan para tamu dapat menjadi bagian dari gerakan ini. Dengan memberikan sedikit donasi secara opsional setiap kali mereka melakukan pemesanan kamar secara langsung melalui situs web kami," rilisnya, Kamis 8 Juli 2021.
Pihaknya juga ingin berterima kasih kepada mitra dan tamu, karena telah membuat perbedaan, dan meyakinkan bahwa Archipelago akan tetap berkomitmen untuk memerangi eksploitasi anak.
Sebagai pemimpin industri, Archipelago mendapatkan setidaknya 100.000 pemesanan langsung dari situs webnya setiap bulan, situs web tersebut termasuk archipelagointernational.com, delapan merek, dan 150 lebih hotel.
Setiap situs memiliki fitur donasi di halaman pemesanan, di mana tamu dapat memilih jumlah yang telah ditentukan sebagai tambahan sebelum menyelesaikan transaksi pemesanan.
Baca Juga: Masih Banyak Anak Jadi Pengemis dan Pengamen, DPRD Situbondo Soroti Predikat Kabupaten Layak Anak
Ditambahkan Andy Ardian, Manajer Program ECPAT Indonesia, donasi disalurkan melalui BenihBaik.com (platform donasi) ke ECPAT Indonesia, pada pengguna dana untuk misinya mengakhiri eksploitasi anak.
Pihaknya juga menghargai komitmen Archipelago untuk membantu memerangi eksploitasi anak di Indonesia, termasuk penerapan enam prinsip Kode Etik.
"Kami berharap tindakan mereka akan menginspirasi orang lain untuk bergabung, dan kami berharap dapat melihat lebih banyak bisnis perjalanan dan pariwisata terlibat," pungkasnya.
Sebagai catatan, banyak di jalanan, pemandangan anak-anak, bayi, menjadi pengemis dan pengamen, sepertinya sudah biasa dan menjadi konvensi atau hal yang di lumrahkan masyarakat.
Namun tindakan hukum terhadap pihak yang diduga mengorganisir jarang terjadi, dan dibutuhkan peningkatan upaya pendekatan sosial yang dilakukan dalam mencegah anak mengalami eksploitasi.
