JATIMNET.COM, Surabaya - Aksi demonstrasi mahasiswa yang berlangsung sejak 23 September 2019 juga melibatkan institusi kampus, baik yang disampaikan melalui rektor atau pun dosen. Tidak terbatas dalam bentuk kehadiran mereka di lapangan, namun berupa tindakan atau pun pernyataan tertulis yang berdampak pada aksi.

Ada rektor atau pun dosen yang memberikan dukungan dalam bentuk semangat, doa, kelas di lapangan, hingga memberikan izin atau meliburkan aktivitas belajar mengajar, agar mahasiswanya bisa ikut turun menyuarakan tuntutan.

Namun ada pula kampus yang bersikap sebaliknya. Bahkan kampus juga mengeluarkan pernyataan sikap tidak terlibat dalam aksi yang bergerak di setidaknya enam pulau di Indonesia itu.