JATIMNET.COM, Mojokerto – Ratusan pengunjung Sunrise Mall di Kota Mojokerto berhamburan menyelamatkan diri dari guncangan Gempa, Sabtu, 10 April 2021.

Mereka berlarian ke luar mall lantaran takut. Bahkan beberapa warga memilih tak ingin kembali masuk mal karena takut terjadinya gempa susulan. Gempa memang cukup terasa selama beberapa detik.

Salah satu pengunjung Sunrise Mall, Rara, remaja asal Dawarblandong, yang sejak pagi bersama tiga temannya seketika turun dengan eskalator menuju pintu lobi mall.

"Ada getar-getar gitu, saya kira kaki temanku goyang-goyang di meja gitu. Tapi kok orang-orang pada panik keluar semua. Ada getaran gitu," katanya.

menurutnya, sempat ada bunyi keras seperti benda atau barang jatuh dan semakin membuat panik para pengunjung hingga berlarian keluar mall setelah terasa getaran gempa.

BACA JUGA: Jatim Diguncang Gempa, Warga Panik Berhamburan Keluar Rumah

"Sekitar tiga sampai empat detik, terus ada bunyi jatuh barang gitu di lantai dua. Makin tambah panik, dikira kayak (seperti) ada bom gitu," katanya.

Berdasarkan informasi BMKG, gempa bermagnitudo 6,7 terjadi pukul 14.15 WIB. Titik gempa berada di kedalaman 25 kilometer dan dititik koordinat 8.95 LS-112.48 BT atau 90 kilometer Barat Daya Kabupaten Malang.

Menurut data BMKG, getaran gempa tidak hanya dirasakan warga di Jawa Timur, namun juga sampai Yogyakarta, Mataram, dan Lombok.

BACA JUGA: Gempa 6,7 Magnitudo di Malang Terasa Hingga Probolinggo

Petugas keamanan Sunrise Mall, Linda Lestari, membenarkan adanya kepanikan ratusan pengunjung mall lantaran gempa.

"Ini tadi ada gempa, infonya berpusat di Malang. Sekitar lima detik," katanya.

Ia menyebut pengunjung dengan spontan berlarian ke luar mall. "Mungkin panik, jadi keluar. Utamanya pengunjung di atas paling banyak. Enggak ada kerusakan sih, cuman tadi bunyi petir aja kencang," katanya.

Setalah dirasa aman dan tidak ada gempa susulan yang besar, petugas keamanan Sunrise Mall kembali meminta pengunjung masuk ke dalam mall dan diimbau tidak berkerumun di luar mal untuk menghindari penularan Covid-19.