JATIMNET.COM, Ponorogo – BPJS Ketenagakerjaan Ponorogo memberikan santunan kepada keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal di luar negeri. Santunan tersebut berupa biaya pendidikan mulai tingkat dasar hingga sarjana kepada keluarga PMI asal Desa Suru, Kecematan Sooko.

Beasiswa tersebut diberikan lantaran pihak keluarga belum cukup umur untuk menerimanya. Selanjutnya santunan dialihkan dalam bentuk biaya Pendidikan setelah melalui proses persidangan.

“Awalnya santunan diberikan kepada orang tua pekerja migran, dalam hal ini bapaknya. Namun bapaknya meninggal jelang penyerahan, maka BPJS mengalihkan santunan ke ibu pekerja tersebut,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Ponorogo, Bedianto, Kamis 9 Januari 2020. Dalam hal ini, Disnaker Ponorogo bersifat fasilitator.

BACA JUGA: RSUD dr Harjono: Dompet Kami sudah Habis

Lika-lika pencairannya juga tidak mulus. Santunan awalnya diberikan kepada bapak pekerja migran yang meninggal pada September 2019. Selanjutnya diputuskan untuk dialihkan kepada ibunya melalui persidangan yang digelar November-Desember 2019.

“Persidangan memutuskan santunan diserahkan kepada ibunya dalam bentuk uang tunai Rp 81 juta dan beasiswa kepada anak pekerja migran tersebut hingga sarjana,” Ibed, sapaannya, melanjutkan. Saat ini putra dari pekerja migran tersebut masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

BACA JUGA: BPJS Ketenagakerjaan Naikkan Santunan Kematian Menjadi Rp 42 Juta

Sejalan dengan itu, Disnaker Ponorogo mencatat terdapat 15 PMI yang meninggal di luar negeri sepanjang 2019. Sementara data yang disampaikan Disnaker Ponorogo, jumlah pekerja migran mencapai 40 ribu. Adapun pekerja migran yang meninggal beberapa di antaranya karena kecelakaan dan sakit.

Dalam kesempatan tersebut, Ibed mengungkapkan jumlah PMI meninggal pada tahun 2018 tercatat 18 orang.