JATIMNET.COM, Jember – Selain pandemi Covid-19 yang belum berakhir, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah.

Sebab, memasuki musim penghujan seperti saat ini, tempat-tempat atau wadah yang berpotensi jadi genangan air bisa menjadi sarang nyamuk khususnya aedes aegypti yang menjadi perantara terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD). 

“Kami juga mengajak masyarakat untuk menerapkan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) sehingga lingkungan tetap bersih khususnya di sepanjang selokan yang di musim penghujan saat ini banyak terdapat genangan air yang memicu perkembanganbiakan nyamuk,” ujar Kepala Unit Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Jember Rupianto di sela-sela pengasapan (fogging) pada 100 rumah yang ada di kawasan pusat kota Jember, Rabu, 5 Januari 2022. 

BACA JUGA: Empat Hari, Kasus DBD di Madiun Tercatat Delapan Kasus

Fogging tersebut, menurut Rupianto, menjadi menjadi salah satu metode untuk mencegah berkembangnya sarang nyamuk yang bisa membawa wabah DBD.

“Kita melakukan fogging atas permintaan warga melalui ketua RT atau RW. Jika misalnya warga minta hanya di luar rumah, maka kami hanya akan fogging di luar rumah seperti di halaman atau parit yang potensi menjadi sarang nyamuk,” katanya. 

BACA JUGA: 166 Kasus DBD di Kabupaten Probolinggo Selama Tahun 2021, Satu Diantaranya Meninggal

Permintaan fogging itu diajukan warga setelah tiga anak di Kecamatan Sumbersari terkena wabah DBD. Efektivitas Fogging sesuai penelitian adalah untuk memutus mata rantai penyebaran nyamuk hingga 100 meter. 

“Jadi wilayah terbang nyamuk DBD ini sejauh sekitar radius 100 meter dari saranganya,” kata Rupianto. 

Salah satu warga mengatakan di wilayahnya memang ada salah satu anak yang menderita DBD. “Jadi sebagai bentuk antisipasi di awal supaya warga kita aman dari penyakit Demam Berdarah,” tutur Aditya, salah seorang pengurus RT di Perumahan Green Garden, RT 08 RW 07, Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari.