JATIMNET.COM, Surabaya – Pemkot Surabaya memberi kesempatan kepada 104 warga Surabaya untuk kuliah di Politeknik Universitas Surabaya dalam bentuk beasiswa bernama Triple Helix untuk Diploma III.

Beasiswa ini ditujukan kepada warga Surabaya yang memiliki prestasi namun kurang mampu melanjutkan kuliah secara ekonomi. Sebab, Pemkot Surabaya dan Ubaya telah menggandeng 14 perusahaan untuk memberi beasiswa.

“Bentuk kerja samanya, politeknik sebagai penyelenggara pendidikan, sedangkan pemkot sebagai pemberi (penyandang dana) beasiswa,” kata Rektor Ubaya, Benny Lianto di sela penandatanganany nota kesepahaman di lobi lantai 2, Balai Kota Surabaya, Senin 24 Juni 2019.

Untuk menunjang kemampuan mahasiswa, lanjut Benny, program ini bekerja sama dengan 14 perusahaan sebagai pembimbing mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menerima teori di bangku kuliah, tetapi bisa praktik ke perusahaan.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Sediakan Beasiswa untuk Anak Warga Eks Lokalisasi

Kepada awak media, Benny menjelaskan beasiswa triple helix ini meliputi pembebasan uang kuliah penuh, sertifikasi, dan pemberian uang saku kepada mahasiswa setiap bulan.

“Program ini khusus untuk warga Surabaya yang kurang mampu tetapi memiliki prestasi, dengan batas usia maksimal 22 tahun,” Benny menjelaskan.

Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, calon mahasiswa harus melalui tiga tahapan tes. Tes pertama dilakukan pemkot, tes kedua Politeknik Ubaya yang meliputi Tes Potensi Akademik (TPA), tes subtansi akademik, dan psikotes. Sedangkan tes terakhir dilakukan perusahaan.

BACA JUGA: Dinsos Surabaya Tawarkan 48 Beasiswa Politeknik Penerbangan

“Setelah melalui tahapan tiga tes tersebut, calon mahasiswa dapat dinyatakan lulus atau sebagai penerima beasiswa,” kata dia. Hadirnya Politeknik Ubaya bersama perusahaan ini dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang andal dari Kota Surabaya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyampaikan, program ini merupakan komitmen baru. Sebab sejauh ini beasiswa yang diberikan identik dengan pendidikan saja.

“Pada saat diterima, statusnya dua, sebagai mahasiswa sekaligus karyawan. Jadi ini untuk memotivasi agar lebih tekun, karena pihak perusahaan ikut mendidik,” kata Risma, sapaannya saat ditemui di depan ruang kerjanya.

Nilai plus lainnya, menurut Risma, mahasiswa bisa membangun jaringan dengan perusahaan yang ikut mendidik sejak awal. Namun selama kuliah belum dapat gaji, hanya menerima uang saku. “Honornya pada saat libur, karena mereka biasanya bekerja pada saat libur,” pungkasnya.