JATIMNET.COM, Mojokerto – Pasar Tematik Ketidur yang menjadi pusat penjualan barang bekas di Kota Mojokerto menjadi pusat perekonomian di pusat kota yang dinilai lebih layak dan lengkap dengan beberapa fasilitas.

Salah satu pedagang di Pasar Loak Ketidur, Arif, mengungkapkan dengan menempati salah satu kios di pasar ini dia bisa berjulan dengan lebih layak, khususnya dengan kios-kios permanen yang diperuntukkan bagi para pedagang eks Pasar Loak Cakar Ayam.

“Fasilitas Pasar Ketidur sudah lebih dari layak, fasilitasnya lebih lengkap, ada toilet, parkiran, dan wifi. Waktu masih berjualan di Cakar Ayam, kiosnya buat sendiri ada yang dari triplek, ada yang dari kayu, ada yang dari seng karena masing-masing buat kios sendiri, Pemkot hanya menyediakan lahan, tatanannya juga semrawut, tidak seperti saat ini,” kata Arif ditemui di kiosnya, Senin, 3 Juni 2024.

BACA: Proyek Senilai Rp 3,4 Tuntas, Pedagang Loak Mojokerto Dipusatkan di Pasar Tematik Ketidur

Meski disebut sepi pembeli, eks pedagang Pasar Loak Cakar Ayam menyebut hal yang cukup wajar lantaran masih perlu adaptasi terhadap pembeli.

“Pasar Loak Cakar Ayam itu sudah 30 tahun, jadi sangat legend, beda dengan di sini yang baru satu tahun enam bulan, jadi kalau masih sepi itu wajar,” katanya.

Ia menambahkan saat ini kemajuan teknologi sudah berkembang pesat. Untuk meningkatkan penjualan, pedagang sudah mulai memanfaatkan penjualan online.

“Saat ini trennya berjualan online, ya kita ikut jualan online, saya sendiri tidak jualan online, tapi kalau teman-teman juga sudah banyak yang jualan melalui marketplace, saling sharing bagaimana cara jual beli melalui marketplace,” kata Arif.

BACA: Pertumbuhan Ekonomi di Mojokerto Naik Sampai 5,56 Persen

Menurut Arif, Pasar Ketidur dijadikan pusat kegiatan yang dihelat Pemkot Mojokerto, seperti Pasar Takjil Ramadan dan Puncak Peringatan Hari Koperasi di tahun lalu merupakan momen untuk mengenalkan Pasar Loak Ketidur agar lebih familiar bagi masyarakat.

“Kalau ada event ya kami tetap buka, biar orang-orang itu tahu, di sini adalah pasar rombengan, ada atau tidak ada pembeli ya tetap buka. Kalau ada event terus stannya tutup ya orang akan terus bertanya-tanya yang dijual di pasar ini apa,” ujarnya.

Kesan pasar loak sebagai penadah barang hasil curian pun ditepis Arif. Menurutnya, meskipun berjualan barang bekas ini adalah pekerjaan yang halal, jadi harus menghindari hal-hal seperti menerima barang hasil curian. Kepolisian senantiasa memberikan pembinaan.

“Kalau marak kasus curanmor, pihak Polsek akan menginformasikan. Karena sudah lama berjualan barang bekas, jadi sudah bisa mengetahui mana barang curian, jadi saya bisa menolak untuk membeli dan mengingatkan teman-teman sesame pedagang,” katanya.

Geliat Pasar Loak Ketidur, Pedagang Juga Berjualan Online

Berita Populer

Baca Juga