JATIMNET.COM, Probolinggo -  Jalur utama menuju kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, melalui Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Kamis 5 Desember 2019, malam terjadi longsoran tanah.

Longsoran tanah di kawasan Desa Sapi Kerep tersebut, membuat kondisi jalan nyaris terputus. Hanya ruas jalan yang lebarnya 3 meter saja bisa di akses.

Berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyebutkan, longsoran tanah mencapai panjang 17 meter dengan tinggi 10 meter.

"Dugaan awal, longsoran tanah terjadi karena turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di kawasan lereng Gunung Bromo," kata Kepala pelaksana BPBD, Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi Anggit Jum'at 6 Desember 2019.

BACA JUGA: TNBTS Berlakukan Tiket Online Masuk Bromo Per Desember

Longsoran tanah itu bisa terjadi, menurutnya, karena faktor di tepi jalan tidak ada penahan dan saluran air. Sehingga terjadi longsoran tanah yang membuat menggerus bahu jalan, karena daya ikat tanah berkurang hingga akhirnya ambrol.

"Tim Respon Cepat BPBD sudah memasang garis kuning (Yellow Line) di sekitar area longsor. Kami juga masih koordinasi dengan Dinas PUPR, sehubungan kejadian longsor itu," katanya.

Koordinasi dilakukan, lantaran titik longsor terjadi pada pekerjaan plengsengan proyek PRIM yang baru selesai dikerjakan. "Apabila masih dalam masa pemeliharaan, maka perbaikannya merupakan tanggung jawab kontraktor proyek,"tandas Anggit.

Sekadar informasi, meski terjadi peristiwa longsoran tanah di jalur utama menuju Bromo, namun tidak sampai menimbulkan korban luka dan jiwa. Namun demikian, BPBD mengimbau agar masyarakat yang hendak melintas di jalur yang longsor untuk berhatih-hati.

Pun demikian, dengan mulai sering turunnya hujan di kawasan lereng Bromo, warga sekitar agar selalu waspada utamanya yang tinggal di titik-titik rawan longsoran tanah.