JATIMNET.COM, Surabaya – Tim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya menggerebek tempat prostitusi berkedok panti pijat di Ruko Barata Jaya Blok B-16, Surabaya, Senin 17 September 2018.

Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni menjelaskan ini merupakan penggerebekan pertama di tempat pijat plus-plus yang bernama Bu Mamik itu, setelah beroperasi selama 20 tahun lebih.

Dalam penggerebegan itu, polisi mengamankan pengelola yang akrab disapa Bu Mamik (59), dan telah ditetapkan sebagai tersangka bersama 14 terapisnya.

“Dalam penggerebegan ini kami amankan 17 terapis, yakni 14 terapis yang sudah dan sedang melayani tamu. Adapun tiga terapis lainnya tengah menunggu tamu,” jelas Ruth Yeni, di Mapolrestabes Surabaya, Rabu 19 September 2018.

Selain mengamankan terapis, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yang terdiri dari buku tamu, kondom dan tisu basah bekas pakai, lotion, serta uang tunai sebesar Rp 1,4 juta.

“Untuk sementara Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan izin pariwisatanya kami amankan dulu, karena tempat ini diduga memiliki izin praktik,” lanjutnya.

Mantan Panit Reskrim Polsek Wonokromo itu menambahkan, dalam praktiknya tersangka merekrut terapis muda guna menjaga pelanggan tetap datang.

Masalahnya di tempat tersebut menyediakan pijat untuk kebugaran hingga plus-plus. Untuk pijat umum dipatok Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, sedangkan layanan pijat plus-plus dibanderol Rp 200 – Rp 350 ribu, dan paket lengkap bertarif Rp 500 ribu.

“Uang hasil pijat plus-plus itu dibagi dengan persentase 40 persen untuk terapis, sisanya dimasukkan keuangan panti,” tandasnya.

Bu Mamik tidak menampik jika bisnis yang dijalankan sudah berjalan sejak 1996. Dalam kurun waktu 20 tahun lebih ini, pihaknya tidak pernah sepi pelanggan lantaran selalu menyediakan terapis muda.

“Biasanya saya rekrut wanita dari berbagai daerah di Jatim untuk menjadi terapis. Umumnya saya ajak terapis muda untuk menarik pelanggan agar selalu datang,” jelasnya.