Selasa, 14 December 2021 01:40 UTC
Fitriani Marcellita Halim, mahasiswi UK Petra saat menari tarian Bedoyo Wulandaru dalam launching Pohon Natal Perkakas Bambu. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Pohon Natal Perkakas Bambu hadir dan berdiri kokoh di ruang pamer Perpustakaan UK Petra, mulai 1 Desember 2021 lalu hingga 17 Januari 2022 mendatang.
Dalam launchingnya kemarin, Senin 13 Desember 2021, Rektor UK Petra Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito mengatakan bahwa perayaan Natal tahun ini UK Petra mengusung tema Nusantara dan itu tercermin dalam Pohon Natal Perkakas Bambu tersebut.
“Tahun ini nuansanya Nusantara, dan bambu benar-benar Nusantara. Dari Aceh sampai Papua mana yang bambu tidak bisa tumbuh? Bahkan bambu juga digunakan secara luas. Ini mewakili paling tidak perkakas dapur dalam berbagai jenis bentuknya bambu yang mewakili Nusantara kita,” kata Djwantoro.
Terdiri dari 544 perkakas dapur dari bambu seperti kalo, tempeh, tedok, irek dan pincuk, selanjutnya semua itu dikumpulkan dan disusun hingga membentuk Pohon Natal dengan ketinggian mencapai 7 meter.
Baca Juga: Pohon Natal dari Daun Jati, Inspirasi Kekuatan Jati dan Kesabaran saat Pandemi
“Dibuat oleh dosen Prodi Desain Komunikasi Visual UK Petra yaitu Trimatra Bagus dan tim. Kurang lebih seminggu untuk penataan rangka, kemudian masang-masang perkakasnya itu, dan hampir tidak ada kendala dalam pengerjaannya,” kata Kepala Perpustakaan UK Petra Dian Wulandari.
Adapun pemilihan perkakas dari bambu ini dinilai sangat pas lantaran mewakili Nusantara. Senada dengan Rektor UK Petra, menurut Dian dari Aceh sampai Papua ada dan tumbuh pohon bambu.
“Selain itu khas Nusantara sekali, kami juga berpikir meski bambu ini rumput raksasa, namun memiliki akar yang sangat kuat. Ini mengandung filosofi yang sangat bagus, karena mengajarkan kepada kita untuk memiliki pondasi hidup yang kuat agar tidak gampang goyah menghadapi badai kehidupan, termasuk badai Covid-19,” ia menjelaskan.
Kemudian, bambu hidupnya juga berkelompok atau tidak hanya berdiri sendiri, melainkan bergerombol dengan kelompok yang lain. Itu mengajarkan pada kita untuk hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar supaya kita bisa saling menopang, saling tolong menolong.
Baca Juga: Harga Bahan Pokok Selama Natal 2021 hingga Awal Tahun Baru 2022 Stabil
“Terakhir, filosofi bambu juga mengajarkan bahwa meskipun hanya sebuah rumput tetapi bambu itu memiliki manfaat yang sangat bagus bagi manusia. Kan alat-alat ini semua terbuat dari bambu, namun bermanfaat bagi kita sebagai manusia,” ia menegaskan.
Itu artinya, kita diingatkan supaya tidak peduli apapun latar belakang kita. Karena bagaimanapun, kita tetap berharga di mata Tuhan dan Tuhan ingin supaya kita bermanfaat bagi orang lain.
“Natal kan kabar baik. Jadi biarlah kabar baik ini memang jadi kabar baik untuk Nusantara kita semua yang sepanjang tahun sudah mengalami cobaan luar biasa berat, mulai dari Covid-19 hingga bencana alam. Supaya masuk tahun depan, tahun baru kita punya semangat baru, punya harapan baru, kekuatan baru,” lanjut Djwantoro memungkasi.