
Reporter
Restu C WidariJumat, 12 Juni 2020 - 07:20
Editor
Bruriy Susanto
PASAR TANGGUH. Pasar Genteng yang merupakan menjadi salah satu menjadi pasar tangguh. Pedagang dan pengunjung wajib menggunakan masker.
JATIMNET.COM, Surabaya - Sejumlah pasar di Surabaya dikonsep menjadi pasar tangguh. Mengingat untuk menghadapi tatanan hidup baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19. Seperti pasar Genteng dan Tambahrejo yang merupakan menjadi pilot project.
Untuk menjadikan konsep pasar tangguh, pengunjung maupun pedatang harus mengikuti aturan surat edaran, yakni protokol kesehatan. Seperti wajib menggunakan masker, jaga jarak dan di pasar disediakan tempat cuci tangan.
"Kalau tidak pakai masker, tidak boleh masuk. Ini berlaku untuk pedagang maupun pengunjung," kata irektur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Muhibuddin, Rabu 5 Juni 2020.
Contoh lain, masuk area pasar juga harus melewati cek suhu badan. Pedagang atau pengunjung yang suhu badannya 38 derajat atau lebih, dilarang masuk dan diminta. "Demikian juga jika ada pedagang yang sakit, dilarang berjualan," ia menegaskan.
BACA JUGA: Pasar Genteng Baru dan Tambahrejo Disiapkan Jadi Pasar Tangguh
Sedangkan yang terbaru dari konsep pasar tangguh ini adalah adanya pengaturan di dalam pasar, khususnya di Pasar Genteng Baru dan Tambahrejo. Pasalnya, dengan dijadikan sebagai pasar tangguh, diberlakukan pula sirkulasi untuk pengunjung dengan sistem one way.
Maksudnya, pintu masuk dan pintu keluar pasar dipisahkan, sehingga ada beberapa pintu pasar yang akan ditutup atau dibuka dengan pemberlakuan jam operasional.
"Selain itu, jumlah pengunjung pasar juga akan dibatasi. Jika kondisi di dalam pasar sudah ramai, maka pengunjung lain yang hendak masuk distop dulu," ia memaparkan.
BACA JUGA: 34 Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo Diresmikan
Di sisi lain, stan pedagang juga diminta ada tirai plastik agar pedagang dengan pembeli tidak berinteraksi langsung. Tak hanya itu, pedagang dan karyawannya juga diimbau mengenakan face shield sebagai APD.
Dalam proses transaksi jual beli pun diatur. Agar tidak ada kontak langsung alat pembayaran (uang) dari pembeli ke pedagang, nantinya disiapkan nampan.
"Jadi uangnya ditaruh di nampan. Nampan itu bantuan (dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) dan akan dibagikan ke pedagang," ia memungkasi.