Logo

Sembilan SMP di Ponorogo Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Reporter:,Editor:

Jumat, 02 October 2020 08:20 UTC

Sembilan SMP di Ponorogo Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka

BELAJAR TATAP MUKA: SMP Negeri 1 Ponorogo yang siap menggelar pembelajaran tatap muka dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan. Foto: Gayuh

JATIMNET.COM, Ponorogo - Sembilan tempat pendidikan tinkat jenjang SMP di wilayah Kabupaten akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Sembilan sekolah tersebut adalah SMPN 1, 2, dan 3 Ponorogo, SMPN 1 Jetis, SMPN 1 Balong, SMPN 1 Badegan, SMPN 1 Pulung, SMPN 1 Jenangan, DAN SMP Terpadu.

“Pemilihan sekolah berdasarkan dari catatan pengawas sekolah dimasing-masing pengawas,” kata Kepala Dispendik Ponorogo, Endang Retno Wulandari, Jumat 2 Oktober 2020.

Dia mengungkapkan, dari sembilan sekolah tersebut dua sekolah belum mengantongi izin dari satgas Covid-19 Kecamatan, karena dua kecamatan tersebut angka pasien Covid-19 masih tinggi. “Sesuai hasil gugus tugas kecamatan yang belum diijinkan SMPN 1 Jetis dan SMPN 1 Badegan,” ujar Retno.

Meski telah mendapatkan izin untuk melakukan pembelajaran tatap muka, dengan hanya 25 persen jumlah siswa yang diperbolehkan untuk masuk sekolah dengan disertai surat ijin dari orang tua. Selain itu pembelajaran hanya dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB.

BACA JUGA: Gelar Veteran Mengajar via Virtual, Dinsos dan Dispendik Terus Tumbuhkan Semangat 45

Tidak hanya itu, nantinya di sekolah tetap harus menerapkan disiplin protokol kesehatan. Bahkan, di sekolah wajib ada wastafel, sabun cuci tangan, dan siswa juga guru pengajar juga mengenakan masker.

“Intinya penekanan tidak pada materi, namun bagaimana anak-anak ini memberikan semacam pemahaman kondisi covid, pola pembelajaran di rumah kendalanya apa, kita bisa memberikan motivasi kepada anak,” ucap Retno.

Ia berharap mulai minggu depan pembelajaran tatap muka sudah bisa berlangsung, karena saat ini pihaknya masih menunggu surat resmi dari gugu tugas Kabupaten.

Sehingga pembelajaran tatap muka bisa segera terlaksana secepatnya agar bisa mengobati kerinduan siswa untuk bersekolah dan menumbuhkan kembali semangat belajar siswa. “Ini akan kita evaluasi sudah berjalan 1 sampai 2 minggu kalau bagus diterapkan pada sekolah lainnya,” pungkas Retno.