Senin, 17 August 2020 01:00 UTC
PERINGATAN. Para Petani di Kabupaten Probolinggo Saat Melaksanakan Upacara Peringatan HUT RI ke-75, di Lahan Bekas Persawahan.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Meski di tengah Pandemi Covid-19, semangat kemerdekaan rupanya tetap bergelora hampir di seluruh penjuru nusantara. Tak terkecuali di wilayah Kabupaten Probolinggo. Sejumlah petani di Desa Ngepoh, Kecamatan Dringu ikut melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih peringatan HUT RI Ke-75 .
Upacara, dilaksanakan di lahan kosong bekas persawahan desa setempat. Meski dilangsungkan secara sederhana, namun tak mengurangi antusiasme para petani, dalam merayakan hari kemerdekaan bangsanya.
Mereka mengenakan pakaian sehari-hari, selayaknya saat berangkat ke sawah disertai cangkul dan penyemprot hama tanaman. Petani asal Dusun Lajuk tersebut, mengikuti upacara secara khidmat hingga selesai.
Mulai kalangan pria, wanita hingga anak-anak yang merupakan keluarga petani menjadi satu, merayakan HUT Kemerdekaan RI. Namun tetap sesuai protokol kesehatan yakni menggunakan masker.
BACA JUGA: Putra Asli Papua Didapuk jadi Perwira Upacara HUT ke 75 RI di Balai Kota Surabaya
Kepala Desa Ngepoh, Solehudin menyebutkan, sedikitnya ada 300 warga-nya yang ikut dalam upacara pengibaran bendera merah putih. Mereka mayoritas merupakan petani, mulai dari petani bawang, jagung dan padi.
"Kalo pertanian sendiri, kebanyakan disini petani brambang (Bawang). Dan kegiatan ini, merupakan aspirasi dan suara hati para petani atas peringatan hari kemerdekaan bangsanya," kata Solehuddin, Senin 17 Agustus 2020.
Solehudin menyampaikan, lewat momentum hari kemerdekaan RI Ke-75 , pemerintah bisa memberikan perhatian khusus terhadap nasib dan kesejahteraan para petani, utamanya di masa pandemi saat ini. Hal tersebut diamini Dedy Arifianto, salah seorang petani setempat. Ia berharap, pemerintah bisa memberi kemudahan bagi petani dalam bercocok tanam.
Menurut Dedy, di masa pandemi ini, petani yang semestinya menjadi penopang ketahanan pangan bangsa, masih terkendala ketersediaan pupuk yang belum mencukupi dan harganya terjangkau.
BACA JUGA: Sensasi Kenikmatan Bakso Merah Putih Gresik di HUT RI Ke-75
"Sekarang cari pupuk sulit mas, adapun harganya mahal. Belum lagi buat obat-obatan pembasmi hamanya, juga ikutan mahal," ungkap Dedy.
Dedy mencontohkan, semisal dalam pembelian Pupuk Urea saat ini. Petani harus membelinya secara paketan."Bukan kami gak mau rugi mas, tapi kalo begini kami kan yang semakin kesulitan. Masak mau beli Pupuk Urea saja harus paketan, atau digabungkan dengan ini itu," katanya.
Dengan adanya program ketahanan pangan nasional oleh pemerintah kini, Dedy dan petani lainnya berharap, ada solusi terbaik agar kualitas pertanian di Indonesia semakin baik kedepannya.