Kamis, 19 November 2020 08:20 UTC
ILUSTRASI PASLON PILKADA KOTA SURABAYA. Calon Kepala Daerah Kota Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji nomoir urut 1, dan Machfud Arifin-Mujiaman nomor 2. Ilustrator: Gilang
JATIMNET.COM, Surabaya - Debat kedua Pilkada Kota Surabaya yang digelar di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu malam, 18 November 2020 berjalan lebih hangat dari sebelumnya.
Kedua pasangan calon tampil lebih lepas. Namun pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menyoroti pasangan Calon Wali Kota Machfud Arifin dan Mujiaman yang dinilai belum memiliki gagasan original.
Suko Widodo melihat penampilan pasangan nomor 2, Machfud-Mujiaman, kurang maksimal jika dilihat dari berbagai sisi, baik secara gestur tubuh, gagasan maupun pertanyaan dan jawaban yang dilontarkan.
"Debat kedua berjalan lebih baik dari sebelumnya namun pasangan no 2 (MA-Mujiaman) kurang runtut dalam menjelaskan gagasannya," ujar Suko, Kamis 19 November 2020.
BACA JUGA: Whisnu Sakti Tabuh Genderang Perang Lawan Machfud Arifin di Pilkada Surabaya
Berbeda dengan Machfud-Mujiaman, Suko menilai keunggulan debat kali ini ada di pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang dinilai lebih tenang, santun serta runtut dalam menjawab pertanyaan serta menjelaskan program dan strateginya untuk Surabaya. "Patut diapresiasi pasangan no 1 (Eri Cahyadi-Armudji) tampil lebih baik," jelasnya.
Soal gestur tubuh, pasangan Eri Cahyadi-Armudji juga dinilai lebih tenang dan bisa menguasai panggung debat kedua Pilkada Surabaya malam ini. Closing doa yang dilakukan pasangan Eri Cahyadi-Armudji juga menjadi sorotan Suko. Closing yang tak lazim tersebut dinilai cukup menghentak dan membuat kaget.
"Menurut saya closing itu cukup mengagetkan. Dengan closing itu, pasangan no 1 terlihat sopan dan lebih meneduhkan," pungkasnya.
