Logo

Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar Gelar Upacara Kemerdekaan dengan Bahasa Jawa

Reporter:,Editor:

Sabtu, 17 August 2019 05:53 UTC

Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar Gelar Upacara Kemerdekaan dengan Bahasa Jawa

KHIDMAT. Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar yang merupakan perkumpulan abdi dalem Keraton Surakarta di Ponorogo menggelar Upacara Kemerdekaan RI ke 74 dengan menggunakan Bahasa Jawa, Sabtu 17 Agustus 2019. Foto: Gayuh Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo – Peringatan Hari Ulang Tahun ke 74 Republik Indonesia diperingati dengan berbagai kalangan, salah satunya oleh Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar yang merupakan perkumpulan dari abdi dalem Keraton Surakarta.

Mereka menggelar upacara dengan menggunakan pakaian adat khas Ponoragan dan pakaian keraton khas pasukan kerajaan. Mereka sangat khidmat saat upacara, meski hanya dilakukan di sebuah lapangan kecil di Jalan Batorokatong, Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman.

BACA JUGA: 11 Penghuni Rutan Ponorogo Bebas Setelah Terima Remisi 17 Agustus

“Ini juga untuk mempertahankan budaya tradisional jawa dan mengenalkan kepada para generasi muda,” kata Ketua Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar, Sunarso, Sabtu 17 Agustus 2019.

Menurut Sunarso, upacara kali ini dikhususkan untuk mengenang jasa pahlawan Ponorogo yang tidak dikenal secara luas oleh masyarakat. Seperti Eyang Martupuro yang berhasil mengalahkan salah satu petinggi  Belanda William Vincent yang kala itu yang menjadi Asisten Residen 3 di Madiun.

PAKAIAN KERAJAAN. Peserta upacara mengenakan pakaian adat khas Ponoragan dan pakaian keraton khas pasukan kerajaan. Foto: Gayuh Satria

Menariknya lagi, upacara yang menampilkan pesertanya berpakaian “bergodo” atau prajurit ini semua perintah dalam pelaksanaan upacara dilafalkan dengan menggunakan Bahasa Jawa. Seperti “siaga tandya” yang berarti “siap grak” atau “tumuli tindakna” yang berarti “siap laksanakan”.

BACA JUGA: Harga Jeruk Siem Ponorogo Anjlok, Petani Berupaya Buka Agrowisata

Narso melanjutkan, selama ini bahasa yang ada dalam upacara modern adalah adopsi dari upacara yang sering digelar di keraton dan kerajaan pada zaman dahulu. Sehingga ia juga ingin mengenalkan buadaya keraton dan kerajaan ketika sedang upacara.

“Bahasa-bahasa dalam upacara sekarang ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu dan memakai Bahasa Jawa,” pungkasnya.