Logo

Neraca Perdagangan Jawa Timur Sepanjang September Mengkhawatirkan 

Reporter:,Editor:

Selasa, 15 October 2019 15:52 UTC

Neraca Perdagangan Jawa Timur Sepanjang September Mengkhawatirkan 

Ilustrasi emas batangan. Foto: Dok

JATIMNET.COM, Surabaya - Neraca perdagangan Jawa Timur sepanjang September terkoreksi besar. Ekspor dibanding impor terpaut sangat jauh. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, kinerja neraca perdagangan defisit USD 338,60 juta. Dengan komposisi USD 1,59 milliar untuk ekspor dan USD 1,93 milliar untuk impor. 

Penyebab utamanya yaitu ekspor migas yang turun 44,63 persen dibandingkan Agustus. Sehingga neraca perdagangan sektor migas defisit USD 322,02 juta. 

BACA JUGA: Kemendag Musnahkan Barang Impor Senilai Rp 8 Miliar di Surabaya

Sedangkan komoditas non migas turun tidak terlalu jauh, sebesar 14,23 persen atau USD 16,57 juta. "Keduanya sebenarnya defisit, tapi migas defisitnya terlalu besar (bulan ini)," ujar Kepala BPS Jawa Timur Teguh Pramono, Selasa 15 Oktober 2019. 

Meski sektor migas maupun non migas defisit sepanjang September, namun pergerakan secara kumulatif sejak Januari hingga September tidak buruk, terutama sektor non migas yang surplus USD 571,93 juta. 

BPS Jawa Timur berharap, catatan surplus itu terus diperbaiki untuk mengurangi defisit sektor migas yang minus USD 2,54 milliar sepanjang Januari-September. Harapannya, ekspor non migas bisa tumbuh positif saat tutup tahun. 

BACA JUGA: Neraca Perdagangan Dipangkas Ekspor Non Migas

"Migas ini memang agak sulit untuk surplus, permintaannya dalam negeri tinggi. Yang bisa ya sektor non migas," tuturnya. 

Di September ini, menurut Teguh, beberapa ekspor non migas andalan Jawa Timur turun. Seperti perhiasan permata yang turun 41,15 persen, dan kelompok barang dari kayu turun 3,43 persen. 

BACA JUGA: Neraca Perdagangan Juli 2019 Defisit 63,5 Juta Dolar AS

Kemudian lemak dan minyak juga turun 8,94 persen, kertas karton turun 8,73 persen, daging dan ikan olahan turun 10,87 persen, serta mesin dan peralatan listrik turun 10,35 persen. 

Sementara andalan ekspor non migas yang tidak turun yakni tembaga yang naik 30 persen, ikan dan udang naik 3,60 persen, dan ekspor bahan kimia organik naik 9,3 persen.