Logo

Mahasiswa Unikama Ciptakan Monopoli Elektronik untuk Metode Pembelajaran

Reporter:,Editor:

Kamis, 27 June 2019 11:36 UTC

Mahasiswa Unikama Ciptakan Monopoli Elektronik untuk Metode Pembelajaran

Prathiwi Triyana bersama Yuninda Dewi Agustin (dua dari kanan) dan Inge Lailati (kanan) bersama penguji dari Dikti. Foto: IST

JATIMNET.COM, Malang – Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang menciptakan permainan monopoli dengan pendekatan media pembelajaran siswa. Permainan ini telah memenangkan monitoring evaluasi yang diadakan Pendidikan Tinggi (Dikti) di Graha Rektorat Universitas Malang, Selasa 25 Juni 2019.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, jurusan PGSD Universitas Kanjuruhan Malang Prathiwi Triyana yang mendesain permainan ini menamakan Monopoli Elektronik (ME 3 IN 1). Prathiwi menyebut permainan ini sama dengan permainan monopoli yang biasa dijumpai.

Perbedaan itu terletak pada cara bermainnya. Perbedaan paling mencolok di setiap petaknya ada soal yang harus dijawab pemain. Jika pemain menjawab salah mendapat lima poin dan jika menjawab benar mendapat 10 poin.

BACA JUGA: Mahasiswa Ubaya Ciptakan Miniatur Budaya Indonesia Melalui NEKA

“Permainan berakhir pada satu putaran, dan siapa yang mengumpulkan poin terbanyak dialah pemenangnya,” katanya saat ditemui, Kamis 27 Juni 2019.

Ide yang dimiliki Prathiwi adalah mengubah pola belajar siswa. Sebab selama ini media pembelajaran siswa hanya menggunakan buku saja. Dia mulai berpikir mencari cara agar media pembelajaran lebih menyenangkan jika dipadukan sambil bermain.

“Masih banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM. Di era digital saat ini akan lebih menyenangkan jika belajar sambil bermain dibanding belajar dengan cara monoton,” terangnya.

BACA JUGA: Mahasiswa UKWM Ciptakan Cemilan Sehat Berbahan Bayam

Sebelum metode ini diimplementasikan, mahasiswi asal Lumajang ini lebih dahulu melakukan penelitian di SDN Bandungrejosari 3 Malang. Penelitian dilakukan pada 27 Mei 2019 di kelas 4A dan 4B. Dari hasil penelitian membuktikan ada peningkatan belajar siswa ketika menggunakan permainan ini.

Sementara itu, dosen pembibing Nury Yuniasih menilai kegiatan observasi permasalahan telah ditemukan. Setelah memecahkan permasalahan, mahasiswanya membuat proposal untuk naik ke tingkat Dikti.

“Permainan ini telah didanai oleh Dikti untuk dikembangkan,” katanya. Yuniasih menyebut dana yang dikucurkan Dikti sekitar Rp 7.250.000 untuk pengembangan permainan.