Logo

Mahasiswa Tenggelam di Pantai Batu Bengkung Malang, Kampus Gelar Doa Bersama

Reporter:,Editor:

Kamis, 27 May 2021 05:40 UTC

Mahasiswa Tenggelam di Pantai Batu Bengkung Malang, Kampus Gelar Doa Bersama

Suasana Kampus Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC), Kamis 27 Mei 2021. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Kampus Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) melakukan pengajian dan salat gaib setiap malam untuk tiga mahasiswanya yang jadi korban keganasan ombak di Pantai Batu Bengkung Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang kemarin. Dalam insiden tersebut, dua diantaranya masih belum diketemukan.

Ketiga mahasiswa yang menjadi korban ombak aliran pantai selatan ini, yakni Maulana Muhammad Al Faridzi, 30 tahun, warga Desa Petonggan, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri, dan Fikri, 19 tahun, warga Sumatra Barat yang hingga sekarang jasadnya belum ditemukan.

Sementara, mahasiswi bernama Azizah, 21 tahun asal Nusa Tenggara Barat ditemukan dalam kondisi meninggal dunia usai terseret ombak dengan ketinggian sekitar tiga meter secara seketika. Dan saat ini sudah berada di rumah duka keluarga di Kupang, Kamis, 27 Mei 2021.

"Untuk almarhumah Azizah informasinya sudah berada di rumah duka keluarganya. Tadi pagi jam 5 diterbangkan dari bandara Juanda, dan jam 9 sudah berada di rumah duka," ungkap Rektor Utama Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) Mauhibur Rokhman saat ditemui di lingkungan kampus.

Baca Juga: Tiga Mahasiswa IKHAC Mojokerto Tenggelam di Pantai Batu Bengkung Malang

Sementara untuk dua mahasiswa yang masih belum ditemukan, pihaknya masih terus melakukan koordinasi terhadap Polairut maupun Tim Sar Gabungan di Kabupaten Malang dan juga dua keluarga korban yang masih belum ditemukan.

"Kami juga sangat-sangat berterimakasih terhadap semua pihak yang sudah membantu pencarian ini. Baik Polairut, kepolisian, Basarnas di Kabupaten Malang.

Mauhibur menyebutkan, KH Asep Syaifuddin Chalim selaku pemilik dan pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah sangat merasa terpukul dengan adanya peristiwa laka laut yang terjadi bertepatan dengan perayaan Waisak dan juga gerhana bulan total terhadap anak didiknya di institut pesantren kemarin.

Delapan mahasiswanya yang melakukan perjalanan terdiri dari empat wanita dan empat laki-laki yang berwisata di pantai setempat. Mereka mengendarai empat motor. Setelah tiba di pantai setempat, enam orang melakukan foto selfi di bukit karang pantai setempat.

Baca Juga: Sales Kacamata Ikut Jadi Korban Keganasan Ombak Pantai Bengkung Malang

Usai berfoto, tiga orang menyeberang kembali ke tenda di tepi pantai dan tiga orang bertahan. Saat ketiga orang terakhir kembali ke tenda, mereka terhempas ombak saat menyeberang dari bukit karang ke tepi pantai.

Hanya saja, sejak Rabu malam pihaknya sudah melaksanakan pengajian dan salat gaib bersama para santri, maupun mahasiswa yang ada di lingkungan kampus dan pondok untuk mendoakan korban Azizah, 21 tahun. Serta dua rekannya yang masih belum diketemukan bisa segera ditemukan.

"Seperti tempat di pondok pesantren manapun, sebagai pemilik, pengasuh, dan orang tua secara ideologis tentu ada penghormatan terakhir. Namun berpulang dari keluarganya, hasil komunikasi dan pertimbangan medis apakah memungkinkan atau tidak (penghormatan terakhir)," ucapnya.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Sempat Pasang Story WA, Ini Kata Keluarga Korban Pantai Bengkung Malang

Rektor muda ini menjelaskan, ketiga mahasiswanya yang berada di semester tiga lintas jurusan tengah menjadi korban ombak Pantai Batu Bakung, Rabu, 26 Mei 2021 sekitar pukul 06.30 WIB itu bepergian bukanlah perihal keperluan kampus.

Melainkan, murni melakukan perjalanan pribadi untuk berwisata secara bersama-sama dengan menggunakan empat kendaraan roda dua. "Mereka (delapan orang) dari lintas fakultas, ada yang dari fakultas tarbiyah dan syariah. Tinggalnya juga beda-beda, ada yang tidak tinggal di asrama. Kalau ketiga korban itu tinggalnya di asrama," bebernya.

Atas insiden tersebut, pihak kampus melakukan evaluasi dan menghimbau kepada para anak didiknya untuk tidak bepergian selama masa liburan. Lantaran banyak mahasiswa dari berbagai daerah yang tak bisa mudik selama masa liburan. "Kami sudah evaluasi atas kejadian ini. Dan kami terus komunikasikan agar mereka tidak liburan keluar kampus bahkan sampai keluar kota," memungkasi.