Logo

Mahasiswa Stikom Bikin Alat Pengering Sepatu Kilat Bertenaga Gas

Reporter:,Editor:

Jumat, 15 February 2019 03:33 UTC

Mahasiswa Stikom Bikin Alat Pengering Sepatu Kilat Bertenaga Gas

Alat pengering sepatu. Foto: Khoirotul Lathifiyah

JATIMNET.COM, Surabaya - Mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Stikom menciptakan alat pengering sepatu kilat bernama Rancang Bangun Pengering Sepatu. Meskipun belum sempurna, pengering sepatu ini mampu mengeringkan tiga jenis sepatu dalam waktu sekitar 60 menit.

Pengering sepatu kilat temuan Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer, Institusi Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Alamgumelar Bagus Rizkianto itu menggunakan komponen dasar gas untuk menyalakan api sebagai pengganti fungsi panas matahari.

Alat tersebut berjalan menggunakan metode kelembaban Proportion Integral Derivative (PID). "Nah dengan metode tersebut, pengering sepatu ini bisa cepat, hanya membutuhkan kurang lebih satu jam, maka sepatu kering dan bisa dipakai lagi," kata Bagus Jumat 15 Februari 2019.

BACA JUGA: Mahasiswa UKWMS Membuat Inovasi Penggorengan Otomatis untuk UMKM

Mesin pengering juga menggunakan daya DHT 11 yang berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban serta Adruino sebagai pusat kontrolnya. Menurut Bagus, dua daya itulah yang paling penting dalam pembuatan mesin. Juga terdapat sinar UV dan kipas dari komputer yang mempercepat proses pengeringan.

Sinar UV berfungsi membunuh bakteri dalam waktu sekitar 30 detik pengeringan. Pengguna bisa mengatur lama waktu penyinaran menggunakan sinar UV ini.

"Selain itu agar panas kompor tidak tersentuh langsung dengan sepatu, ada kipas untuk menetralisir, sekaligus untuk penghantar sepatu agar lebih cepat," jelasnya.

BACA JUGA: Tiga Bupati Teken Kerja Sama Adopsi Inovasi Banyuwangi

Selama ini alat pengering ciptaan Bagus mampu mengeringkan tiga jenis sepatu, yaitu boots, pantovel, dan sepatu kets.

Bagus mengaku bahwa alat yang dirancang masih membutuhkan kajian dan pengembangan, agar lebih mudah digunakan oleh orang awam. Sejumlah komponen dirasa belum berfungsi maksimal.

"Kendalanya banyak, daya butuh lebih besar, pemantik (untuk menyalakan kompor) harusnya bisa nyala otomatis tapi kadang-kadang nggak bisa. Pengkabelannya pun rumit, kalau putus satu nyarinya susah, sama ngatur supaya nyalanya gantian, sering tidak stabil juga," ujarnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Stikom Ciptakan Si Dekan, Detektor Kantuk Pengemudi Mobil

Proses pengerjaannya pun membutuhkan waktu kurang lebih selama enam bulan, dengan menghabiskan dana sebanyak Rp 3 juta. Modal itu digunakan untuk membeli alat-alat mesin sekaligus operasional uji coba berkali-kali hingga bisa digunakan.

Untuk kedepannya, mahasiswa semester akhir yang telah menyelesaikan tugas akhirnya ini ingin menyerahkan mesin temuannya ke kampus saja. Agar nantinya bisa dikembangkan oleh junior kampus.

"Harapan saya semoga bisa dikembangin lagi untuk mekanik dan penataan kabel agar tidak keliatan. Harusnya kabel tidak boleh keliatan, karena ini masih terlihat banyak kabelnya. Biar diteruskan sama adik-adik," harapnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Ubaya Kreasikan Tanah Liat Berbentuk Babi

Sementara itu, Dosen Pembimbing Bagus, Harianto menambahkan, jika pengering sepatu ini sangat efektif digunakan. Terutama pada musim hujan.

"Dengan latar belakang itu, alat ini dibuat. Bahan bakarnya juga dari gas, karena panas dan watt-nya tinggi. Kalau secara itung-itungan dibandingkan listrik lebih mahal listrik. Kalau satu tabung gas 3 kilo bisa mengeringkan sampai 20 pasang sepatu dan waktu pengeringannya satu jam lebih," pungkasnya.