Minggu, 27 October 2019 02:15 UTC
MOTIF BARU. Kampung Warna Warni Jodipan meluncurkan berbagai motif batik khas, Sabtu 27 Oktober 2019. Foto: Artur Sugianto
JATIMNET.COM, MALANG - Perajin batik di Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang meluncurkan motif batik khas kampung tersebut, Sabtu 26 Oktober 2019.
Motif batik memadukan pohon trembesi, sinar surya, jembatan kampung warna warni, singa, bunga teratai, payung, dan motif sinaran sang surya Brantas.
Perajin didampingi Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang (LK UMM). Mereka berlatih mendesain, dan mempromosikan secara digital. "Motif ini memiliki makna dan filosofis," kata Kepala Lembaga Kebudayaan UMM Daroe Iswatingsih.
BACA JUGA: PKK Gresik Ubah Limbah Batik Jadi Produk Bernilai Ekonomi
Motif memendar enam cahaya, sebagai lambang rukun iman. Tiap pendaran bermotif ikonik Kota Malang. Pohon trembesi merupakan pohon pusaka lintas generasi. Lampion, payung menjadi ornamen kampung warna warni. Singa melambangkan kegagahan Arek Malang (Arema), lambang monumen tugu Kota Malang dan jembatan warna warni.
Batik, katanya, merupakan warisan tradisi budaya yang harus dijaga. Serta berharap batik bisa menembus pasar global. Batik memiliki nilai filosofi dan membentuk karakter bangsa. Melestarikan batik agar menjaga kecintaan dan bangga atas warisan leluhur.
Ia berharap batik produksi kampung warna warni menjadi unggulan. Serta bisa menembus ruang dan waktu. Termasuk menembus lintas golongan sosial dan generasi.
BACA JUGA: Peringati Hari Batik, SMA di Tulungagung Populerkan Batik Majan
Perajin juga dilatih strategi marketing dan foto produk. Serta dihubungkan untuk mendapat akses ke perbankan agar mendapat permodalan, dan pasar semakin meluas.
Peluncuran motif batik Kampung Warna Warni Jodipan didukung mahasiswa asing yang tergabung dalam program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM. Mereka bak peragawan dan peragawati memamerkan pakaian yang didesain siswa SMK Negeri 3 Kota Malang.
Sebanyak 21 mahasiswa asing yang tampil dalam fashion show. Meliputi mahasiswa asal Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Azerbaijan. Selain itu juga mahasiswa asal Jepang, Hongaria, Palestina, Afganistan, Vietnam, Thailand, dan Mesir menunjukkan kepiawaian memainkan angklung.
Reporter: Artur Sugianto