Senin, 20 December 2021 11:40 UTC
Kenaikan. Tim operasi pasar Kota Probolinggo melakukan inspeksi mendadak harga kebutuhan pokok. Foto : Diskominfo.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Menjelang perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), sejumlah kebutuhan pokok yang dijual di pasar tradisional Kota Probolinggo, terpantau mengalami kenaikan harga.
Adanya kenaikan harga tersebut, diketahui saat tim operasi pasar Kota Probolinggo melakukan inspeksi mendadak harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional dan distributor ayam potong, Senin 20 Desember 2021.
Kenaikan harga barang sendiri, terpantau di Pasar Tradisional Wonoasih, dimana tim menemukan adanya kenaikan harga sayur mayur seperti cabai, telur dan ayam potong. Saat ini, harga cabai merah berkisar Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit berkisar Rp 34 ribu per kilogram.
“Bawang merah di harga Rp 21 ribu sampai 22 ribu, baik yang diikat dan bijian sama harganya. Bawang putih juga harganya segitu,” ujar Anom salah seorang pedagang.
Baca Juga: Layanan Siskia Procantik Kota Probolinggo Raih Penghargaan Kemenkominfo
Kenaikan harga turut terjadi pada minyak goreng curah, dimana saat ini di angka Rp 18.500 per kilogram. Untuk beras jenis IR-64 di harga Rp 9.500 per kilo dan gula pasir lokal di harga Rp 11.500 per kilo. "Minyak goreng curah, sudah 2 sampai 3 harian ini mengalami kenaikan harga," Ungkap Winda salah seorang penjual sembako.
Sementara pedagang lainnya mengeluhkan, sepinya pembeli lantaran harga daging sapi yang naik di kisaran Rp 110 ribu. “Tiga harian, saya baru bisa menghabiskan jualan daging ini,”ujar Imah, salah seorang pedagang daging sapi.
Kasi Perdagangan Luar Negeri DKUPP Kota Probolinggo, Saiful Sarifudin membenarkan adanya lonjakan harga barang menjelang perayaan Nataru, itu dipicu kegiatan masyarakat yang cenderung mengalami kenaikan.
“Kondisi di Pasar Wonoasih khususnya pada beras mengalami kenaikan di tiap minggu dan lumayan banyak. Salah satu merk beras, harga biasanya di Rp 215.000 per sak menjadi Rp 232.000 per sak," ujar Saiful.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Ancam Tindak Distributor Mainkan Harga Minyak Goreng
Namun demikian, Saiful menyebut, untuk komoditi lainnya sebagian terpantau mengalami penurunan harga, ada yang stabil dan sebagian juga naik. “Masyarakat tidak perlu panik, belilah barang sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu khawatir hingga menimbun. Karena ketersediaan stok masih mencukupi,” pesannya.
Senada dikatakan Huda, selakuperwakilan Bulog Sub Divre VIII Probolinggo. Menurutnya, harga beras di akhir bulan Desember khususnya menjelang Nataru bergejolak naik.
“Informasi yang didapat dari mitra kami di penggilingan beras, harga beras dipasaran yang sudah diolah memang sudah mahal. Harga gabah pun saat ini juga sudah mahal, sehingga tidak bisa dipungkiri harga beras mengalami pelonjakan signifikan,”ujarnya.
Huda menjelaskan, Bulog Sub Divre VII Probolinggo membawahi 2 kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang serta Kota Probolinggo, dengan stok ketersediaan untuk 3 wilayah tersebut sekitar 10.000 ton beras.
“Stok tersebut aman untuk mencukupi kebutuhan warga di 3 wilayah tersebut. sehingga masyarakat tidak perlu panic buying atau menimbun barang, karena akan merugikan masyarakat secara umum,” jelasnya.