
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya H M Farid Afif, Wali Kota Tri Rismaharin, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan dan Sekretaris Sekretaris DPD FPI Jawa Timur Ustadz Muhammad Khairuddin berfoto usai mediasi, Rabu, 29 Agustus 2018.
JATIMNET.COM, Surabaya – Front Pembela Islam dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama Surabaya meneken kesepakatan perdamaian untuk mengakhiri perseteruan paska aksi #2019GantiPresiden di Surabaya, Minggu 26 Agustus 2018.
Proses perdamaian kedua pihak dipimpin Kapolres Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan. Pertemuan yang berlangsung tertutup di Mapolres Surabaya, Rabu 29 Agustus 2018 itu juga dihadiri Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Ditemui usai pertemuan, Rudi mengatakan kedua pihak sepakat untuk untuk tidak melanjutkan perseteruan, baik dalam bentuk bentrok fisik maupun saling hujat di media sosial.
“Diputuskan tidak ada persoalan lagi di antara FPI dan Banser,” katanya.
Ia berharap tiap permasalahan bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan sama-sama bertekad menjaga kondusivitas Surabaya.
Di tempat yang sama, Sekretaris DPD FPI Jawa Timur Ustadz Muhammad Khairuddin mengatakan mediasi berjalan dengan baik. Tidak ada gejolak yang berarti.
“Ternyata kita bukan orang lain, NU-Banser dan FPI bersaudara. Bahkan kita dapat omongan tadi, adanya FPI itu merupakan doa dari sesepuh NU. Jadi tidak masalah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya HM.Farid Afif mengatakan turunnya Banser dalam aksi #2019GantiPresiden itu tanpa ada perintah.
Ia berjanji mencari oknum anggota Banser yang terlibat dalam bentrokan pada aksi #2019GantiPresiden. Jika terbukti bersalah, ia akan menjatuhkan sanki, bahkan pemecatan.
Salah seorang inisiator mediasi, Helmy M.Noor menceritakan proses mediasi berlangsung selama satu setengah jam. Dimulai dari pihak Ansor menyampaikan pendapat dan permintaan maaf atas tindakan oknum anggotanya. Lalu pihak FPI dengan menyampaikan pendapatnya.
“Bu Risma sendiri menyampaikan komitmen untuk menjaga sama-sama Surabaya. Pilihan politik boleh berbeda tapi tetap harus bersatu,” katanya.