Minggu, 21 November 2021 08:20 UTC
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra saat dikonfirmasi. Foto : Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto mencatat hingga saat ini, capaian vaksinasi lansia dosis pertama di Mojokerto masih minus lima persen dari target cakupan yang telah ditentukan.
Hal inilah yang memaksa pemerintahan dengan 18 kecamatan bertahan pada Level 2 PPKM. Untuk itu Dinkes optimis memasang target bisa masuk Level 1 PPKM di penghujung tahun nanti.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra meyakini dua minggu mendatang, Kabupaten ditargetkan bisa mencapai Level 1.
Lantaran, dari enam indikator yang menjadi acuan perubahan level, hanya terganjal di capaian vaksinasi lansia dosis pertama. Yakni belum memenuhi target sebanyak 60 persen.
Baca Juga: Tubuh Sehat dan Tingkat Imunity, Paguyuban Lansia Manfaatkan Tahura Pakal untuk Senam
”Kita masih di 55 persen, kurang lima persen saja. Kita optimis kekurangan itu bisa dicapai hingga akhir tahun nanti dan bisa berubah level 1,” ujarnya, Minggu, 21 November 2021.
Langit tak mengelak, kesulitan vaksinasi sasaran lansia akibat warga yang kurang aware terhadap manfaat vaksin Covid-19. Selain itu, masih banyak lansia yang takut divaksin karena khawatir memiliki efek samping pasca disuntik.
”Banyaknya kendala ya seperti itu, di lapangan. Makanya pendekatannya, ya lewat door to door. Kalau tidak dikunjungi langsung, mereka tidak akan ke puskesmas,” ulasnya.
Kendati terganjal cakupan vaksinasi lansia, Langit memaparkan, lima indikator lainnya yang memengaruhi penurunan level sudah aman. Salah satunya tren kasus aktif harian yang sudah berkurang drastis.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto bersama Baznas Bersinergi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Lansia
Dalam seminggu, hanya ada maksimal 10 kasus baru yang ditemukan. Itu juga diimbangi dengan ketentuan tracing di semua wilayah dengan ketentuan 1 banding 15. ”Bahkan sudah kita perluas, bisa 1:20 sehari, namun memang kasus aktif saat ini sudah jarang ditemukan,” ujarnya.
Kemudian, indikator selanjutnya seperti angka kematian dan tingkat keterisian di rumah sakit juga sudah masuk dalam status memadai. Artinya, batas capaian di kabupaten sudah kurang dari target yang ditentukan pusat.
Seperti jumlah kematian nihil dan tingkat keterisian berada di 0,35 persen. ”Tingkat keterisian maksimal lima pasien, tapi kalau lihat rekapnya sudah banyak yang nihil pasien Covid-19,” pungkasnya.