Jumat, 18 January 2019 01:35 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Tidak banyak orang mengenal buah kawista (Limonia acidissima). Buah yang satu keluarga dengan labu ini memiliki tampilan hitam dan berbau busuk. Ternyata ia memiliki manfaat besar sebagai pemanis alami.
Kawista memiliki beberapa nama di berbagai bagian dunia. Ada yang menyebutnya buah biksu, buah kawis, buah batok, buah monyet, hingga kinco. Dikutip dari healthline.com, buah biksu dipakai karena dipanen pertama kali oleh para biksu beberapa abad lalu.
Buah ini dikenal sebagai salah satu obat tradisional Cina selama beberapa dekade. Ia juga digunakan sebagai pemanis untuk berbagai minuman dan makanan. Seperti kopi, teh hangat, es teh, es lemon teh, dressing salad, saus, smoothies, yoghurt, oatmeal atau sereal.
Selain memiliki rasa yang enak dan tidak pahit, pemanis alami ini tidak memiliki efek samping seperti gas, kembung, atau reaksi alergi. Kadar manis yang dimiliki membuat buah ini diminati kalangan pecinta makanan bebas gula serta komunitas diabetes.
BACA JUGA: Ini Alasan Sayur dan Buah Organik untuk Kesehatan
Kawista diolah menjadi pemanis melalui proses ekstraksi buah kering. Ekstrak ini 150-250 kali lebih manis dari gula pada umumnya, tidak mengandung kalori dan karbohidrat serta tidak menaikkan kadar glukosa darah. Rasa manis buah kawista diperoleh dari senyawa alami yang disebut mogrosides yang aman bagi penderita diabetes.
Temuan ini diperkuat oleh Food and Drug Administration (FDAP) atau BPOM Amerika Serikat. Mereka menyatakan buah kawista "umumnya” aman (GRAS) untuk semua orang, termasuk wanita hamil dan anak-anak.
Selain baik untuk penderta diabetes, rasa manis dalam Kawista juga baik untuk diet. Sebab buah ini tak mengandung kalori, karbohidrat, atau lemak.
Menurut studi di tahun 2011, buah kawista juga bisa diolah menjadi minuman hangat. Fungsinya untuk meredakan sakit tenggorokan dan mengurangi dahak. Mogroside dikatakan sebagai anti-inflamasi, dan dapat membantu mencegah kanker serta menjaga kadar gula darah stabil.
Hingga kini belum ada laporan kasus alergi yang dialami akibat mengonsumsi kawista. Meski begitu, tidak ada studi ilmiah tentang efek penggunaan jangka panjang. Hal ini karena buah kawista relatif baru di pasaran.