Logo

Berangkat ke Kongo, Keluarga Yonif Para Raider 503 Mojokerto Melepas dengan Haru 

Reporter:,Editor:

Rabu, 06 November 2019 16:26 UTC

Berangkat ke Kongo, Keluarga Yonif Para Raider 503 Mojokerto Melepas dengan Haru 

MONUSCO. Suasana pemberangkatan personel Yonif Para Raider 503/MK yang penuh haru.Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto - Isak tangis keluarga tak terbendung saat 423 pesonel Yonif Para Raider 503/MK yang tergabung dalam Satgas Rapid Deployble Batalyon (RDB) XXXIX-B Monusco Kongo, satu persatu menumpang Kereta Jayakarta Premium menuju Jakarta.

Pemberangkatan diwarnai haru tangis ibu-ibu Persit YPR 503/MK dan anak-anaknya, saat melepas suami dan ayah mereka, sebagai prajurit TNI, melaksanakan tugas di negeri rawan konflik.

Salah satu anak prajurit terlihat berteriak-teriak memangil ayahnya sembari meneteskan air mata, kendati kereta api sudah meninggalkan stasiun.

BACA JUGA: Pasukan Gerak Cepat TNI Ikut Misi Perdamaian Kongo 2019 

Tika, istri Danyon Yonif Para Raider 503/MK, Mayor Infn Hadrianus Yossy S.B, dan putri semata wayangnya yang baru berusia enam bulan, harus rela melepaskan kepergian suaminya demi misi perdamaian dunia.

"Hanya bisa berdoa untuk suami dan prajurit, sampai nanti pulang lengkap, sehat dan kembali kepelukan keluarga masing-masing," harapnya.

Kesedihan juga diungkapkan Nila (24), lantaran baru pertama kali ditinggal suami bertugas ke negara konflik. Ia menunggu di asrama bersama putrinya yang berusia enam bulan.

BACA JUGA: Wabah Ebola Memakan 1000 Korban di Kongo

"Sedih, harus tinggal bersama anak saya di asrama. Keluarga besar saya soalnya di Lumajang, hanya berharap ayahnya Saqila (6) berangkat selamat, pulang juga selamat," ungkapnya sembari meneteskan air mata.

Sementara itu, Danyon Yonif Para Raider 503/MK, Mayor Infn Hadrianus Yossy S.B mengatakan, prajurit Yonif Para Raider 503/MK akan menuju Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) di Jakarta.

Selanjutnya, pasukan gerak cepat TNI ini akan melanjutkan penerbangan menuju Pemerintah Demokratik Kongo dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan bertugas selama setahun, sejak November 2019 hingga November 2020.

BACA JUGA: PBB Sebut Myanmar Gunakan Kekerasan Seksual sebagai Senjata

Yossy mengingatkan prajuritnya, agar berangkat tugas dengan kehormatan dan kembali dengan penuh kebanggaan.

"Satu hal lagi moto dari kesatuan, jangan karena saya Yonif dipermalukan, jangan karena saya Bangsa Indonesia dipermalukan. Apalagi salah satu tugas kami melindungi masyarakat sipil di sana terutama wanita dan anak-anak, yang Mudah dieksploitasi seperti diperkosa, dan dijadikan tentara," terangnya.

Diketahui, kondisi Pemerintahan Repubik Demokratik Kongo tidak stabil dan dilanda konflik sosial, ekonomi, berujung konflik antar kelompok untuk memperluas kekuasaan.