Selasa, 22 June 2021 11:00 UTC
Wali Kota Surabaya bersama para pengusaha melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang beasiswa pendidikan bagi anak-anak yang orang tuanya masuk dalam MBR di Kota Surabaya, Selasa 22 Juni 2021.
JATIMNET.COM, Surabaya - Setelah menggelar wisuda online serentak se-Kota Surabaya, Wali Kota Surabaya bersama para pengusaha melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang beasiswa pendidikan bagi anak-anak yang orang tuanya masuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kota Surabaya, Selasa 22 Juni 2021.
Beasiswa pendidikan yang berasal dari CSR perusahaan itu jumlahnya terus bertambah. Jika tahun lalu hanya sebesar Rp 2,4 miliar, namun pada tahun ini meningkat menjadi Rp 3,8 miliar.
Jumlah ini berasal dari 23 perusahaan yang bersedia memberikan CSR-nya dalam bidang pendidikan. Dari 23 perusahaan itu, baru 9 perusahaan yang sudah menyelesaikan proses administrasinya dan pada hari ini dilakukan penandatanganan MoU di Balai Kota Surabaya. “Insyallah yang lain akan segera menyusul,” kata Eri.
Oleh karena itu, atas nama seluruh warga Surabaya, ia menghaturkan terima kasih banyak kepada semua perusahaan yang telah bersedia membantu warga Surabaya, khususnya dalam bidang pendidikan. Ia juga mendoakan supaya para pengusaha yang telah memberikan bantuan itu dapat balasan yang lebih besar dari Allah SWT.
Baca Juga: 1.753 ASN Sudah Jadi Orang Tua Asuh bagi Anak MBR di Surabaya
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendirian tanpa bantuan dari semua stakeholder yang ada. Kota ini tidak akan pernah menjadi kota yang hebat tanpa bantuan semua stakeholder. Kota yang hebat adalah kota yang penuh gotong-royong dan hari ini ditunjukkan oleh para pengusaha melalui CSR-nya. Sekali lagi saya sampaikan terimakasih banyak, Barakallah,” ia mengungkapkan.
Menurutnya, ketika sudah ada bantuan seperti ini, maka ke depan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah swasta dan sekolah negeri. Bahkan, ia berharap semuanya bisa saling menunjang, sehingga pendidikan di Surabaya bisa berjalan beriringan.
“Buat saya, tidak ada bedanya antara sekolah negeri dan swasta, tapi bagaimana anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang sama, mendapatkan kualitas guru yang sama, dan itulah tugas pemerintah dan tugas semua stakeholder yang ada di Kota Surabaya,” ia menegaskan.