Rabu, 08 January 2020 15:40 UTC
BANJIR ROB. Kamis-Sabtu, 9-11 Januari 2020, pelabuhan dan pesisir di Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan rawan banjir rob akibat kenaikan air laut. Tampak dermaga peti kemas Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto: Istimewa
JATIMNET.COM, Sidoarjo – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan masyarakat sekitar pelabuhan dan wilayah pesisir atau pantai di Surabaya, Sidoarjo, hingga Pasuruan mewaspadai potensi banjir rob akibat kenaikan permukaan air laut.
Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir rob rawan terjadi di pelabuhan dan pantai pesisir di Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan pada Kamis hingga Sabtu, 9-11 Januari 2020.
BACA JUGA: Banjir Rob Masih Mengancam Surabaya Utara
"Kami imbau khususnya kepada seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah pelabuhan agar waspada," ujar Khofifah, Rabu 8 Januari 2019.
Mantan Menteri Sosial itu meminta kepada warga di kawasan pesisir untuk menyiapkan kantong-kantong pasir. Tujuannya untuk mengantisipasi ancaman banjir rob.
BMKG melalui Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Tanjung Perak Surabaya telah memberikan pengumuman sekaligus imbauan untuk mewaspadai pasang air laut maksimum di daerah pesisir. Hal ini karena pasang maksimum memasuki fase bulan purnama.
BACA JUGA: Ini Penjelasan BMKG Fenomena Segitiga Masalembu
Pada keterangan tertulis tersebut disebutkan bahwa fenomena pasang maksimum dapat mencapai ketinggian 130-150 centimeter dari permukaan laut di wilayah pesisir.
Selama 9-11 Januari 2020, permukaan air laut di pelabuhan Surabaya akan naik dari biasanya pada pukul 22.00 hingga 24.00 WIB. Sedangkan di pesisir Surabaya Timur, Sidoarjo, dan Pasuruan akan terjadi pada pukul 22.00 hingga 23.00 WIB.
Dampak fenomena air laut pasang maksimum itu bisa menyebabkan genangan air yang dapat menganggu transportasi pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
