Tarif Impor Trump Diterapkan, Pelaku IKM dan UMKM Mojokerto Minta Perlindungan

Dini

Reporter

Dini

Minggu, 6 April 2025 - 02:00

Editor

Nugroho
tarif-impor-trump-diterapkan-pelaku-ikm-dan-umkm-mojokerto-minta-perlindungan

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat memberikan penjelasan tentang dampak penerapan “Tarif Trumph“ di depan para pelaku UMKM dan IKM, Sabtu, 5 April 2025. Foto: Dini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Pelaku industri kecil menengah (IKM) dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kota Mojokerto, Jawa Timur berharap mendapat perlindungan dari pemerintah pusat di pasar domestik.

Harapan itu buntut dari tarif resiprokal atau tarif impor 32 persen yang baru ditetapkan pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Kebijakan baru yang juga disebut “Tarif Trump“ ini memicu ketakutan para pelaku IKM maupun UMKM. Perang dagang yang terbuka dan meningkat dikhawatirkan memicu resesi global.

Kemudian, gempuran produk-produk impor ke dalam negeri dapat menganggu eksistensi produk lokal. Seperti, produk China yang bisa menghilangkan daya saing produk Indonesia di pasar domestik.

BACA: Ning Ita dan Forkopimda Kota Mojokerto Tinjau Posko Pengamanan Lebaran

Menurut Umi Rosyidah, salah seorang perajin manik-manik berharap adanya penyortiran hingga menghentikan produk-produk jadi dari luar negeri masuk ke Indonesia, terutama China.

Meski saat ini belum dirasakan dampaknya secara langsung, namun dinilai dapat mengganggu ekspor produk handmade accessories-nya ke luar negeri. Apalagi hingga kini, Rosita telah dua kali mengirim produk kerajinan kriya yang dihasilkan ke AS melalui perantara.

"Kalau dimungkinkan produk-produk jadi dari China mungkin bisa disetop masuk ke sini. Jadi ada regulasi di situ, kalau bahan bakunya jangan, kalau produk jadinya boleh banget (dihentikan) karena menghancurkan harga," tegasnya usai Focus Group Discussion (FGD) di Sentra IKM Batik, Sabtu (5/4/2025).

Hal senada disampaikan Zakaria, seorang perajin alas kaki. Ia menyatakan, kebijakan pemerintah AS yang dikenal dengan “Tarif Trump” memang tidak secara langsung memberi dampak kepada perajin dan pelaku IKM di Kota Mojokerto.

Hanya saja, dalam jangka menengah maupun jangka panjang, kebijakan “Tarif Trump“ akan mempengaruhi eksistensi produk IKM dan UMKM lokal. Apalagi, jika tidak ada kebijakan proteksi produk IKM dan UMKM.

BACA: Blusukan ke Rumah Warga Lansia, Ning Ita Berikan Bansos Uang Tunai untuk Lebaran

Zakaria menjelaskan, proteksi terhadap eksistensi produk IKM lokal di Kota Mojokerto, bisa diupayakan dengan mengeluarkan kebijakan atau menjalankan program “Bangga dengan Produk Lokal”.

Menurutnya, program itu akan sangat membantu eksistensi perajin dan pelaku IKM meski produk-produk impor yang diprediksi bakal membanjiri pasar lokal akibat keluarnya kebijakan “Tarif Trump“.

“Harapan kami, pemerintah membuat program bangga dengan produk lokal. Itu sebagai upaya membendung datangnya barang atau produk impor,” ucap Zakaria.

Selain itu, ia mengungkapkan “Tarif Trump“ berpotensi memperketat persaingan dagang antara produk IKM lokal dengan produk impor dari beberapa negara yang terlempar dari pasar AS.

Namun, lanjutnya, kondisi tersebut dapat ditangani jika pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berkolaborasi memproteksi eksistensi produk IKM dan UMKM lokal.

“Saya rasa, kalau pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberlakukan program bangga dengan produk lokal, maka dengan sendirinya akan membendung produk dari impor,” tegasnya.

BACA: Libur Lebaran, BPJS Kesehatan Mojokerto Pastikan Tetap Melayani Masyarakat

Terpisah, Ketua Dekranasda Supriyadi Karima Syaiful menjelaskan, dari enam eksportir yang berasal dari Kota Mojokerto, memang tidak ada yang tujuannya ke Amerika Serikat.

Namun demikian, pihaknya khawatir kebijakan itu tidak hanya berlaku bagi Indonesia, tetapi juga ke negara-negara lainnya.

"Dan dikhawatirkan adalah pasar-pasar kita yang sudah berada di negara lain akan dicaplok oleh eksportir dari negara lain. Ini salah satu yang menurut kami agar segera diantisipasi," tegasnya.

Kekhawatiran yang lain, lanjut Supriyadi, tentang kondisi pasar domestik ke depan. Apalagi, ketika China, Vietnam, Thailand dan negara-negara lainnya kelebihan suplai produk.

Tapi, permintaan dari Amerika turun akan, maka produk-produk dari luar negeri bisa membanjiri pasar domestik.

"Tentu yang dikhawatirkan adalah produk mereka akan semakin membanjiri pasar domestik, yang itu seharusnya pasar domestik diamankan untuk produk dari pelaku IKM dan UMKM lokal," bebernya.

Terpisah, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari berharap, FGD yang digelar tersebut bisa menyatukan pemikiran untuk menghasilkan formulasi yang solutif untuk mengantisipasi adanya kemungkinan dampak “Tarif Trump“.

"Harapan saya diskusi ini akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang bisa menjadi kebijakan yang kita usulkan kepada pemerintah pusat,“ ujar Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari.

“Kita akan bekerja sama untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil dapat mendukung sektor IKM dan perekonomian daerah," imbuhnya.

Ning Ita mengimbau agar pelaku IKM dan UMKM Kota Mojokerto tetap optimis. Kemudian, tidak menjadikan kebijakan “Tarif Trump“ menjadi halangan untuk berkarya maupun bersaing.

"Harus optimis (meski ada kebijakan “Tarif Trump“). Jangan sampai menjadi kendala untuk berkarya. Ini Jangan menjadikan patah semangat dan berkecil hati. Kalau tiga tahun kita mampu melaluinya (pandemi), maka kali ini kita harus yakin kita pasti bisa melaluinya," pungkasnya.

Sebagai informasi, menanggapi kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintah AS, Pemerintah Kota Mojokerto dan Dekranasda Kota Mojokerto menggelar FGD terkait dampak kebijakan impor AS, Sabtu malam, 5 April 2025.

FGD dilaksanakan di Sentra IKM Batik Mojokerto, diikuti para pelaku IKM lokal di Kota Mojokerto. Para peserta FGD, antara lain perajin alas kaki, perajin batik Majapahit, serta pelaku IKM makanan dan minuman.

Baca Juga