
Reporter
Rochman AriefSenin, 21 Oktober 2019 - 02:41
Editor
Rochman Arief
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan rupiah pada Senin 21 Oktober 2019 bakal menguat terhadap dolar Amerika Serikat.
Penguatan itu dipengaruhi karena meredanya beberapa kekhawatiran dari brexit dan negosiasi dagang yang melibatkan Amerika Serikat dan Cina.
Namun demikian, sentimen pelambatan ekonomi global bisa menjadi sentimen negatif untuk rupiah. Bahkan IMF memangkas lagi proyeksi pertumbuhan tahun 2019 dan 2020. Pasar juga menantikan susunan kabinet pasangan Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
“Perkiraan kisaran rupiah Senin ini di kisaran Rp 14.100-Rp 14.170,” kata Aris dalam riset hariannya di Jakarta, Senin 21 Oktober 2019.
BACA JUGA: IHSG Diprediksi Menguat Pasca Penetapan Capres dan Cawapres
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat 18 Oktober 2019 berada di level Rp 14.148 per dolar AS. Level itu menguat dari pergerakan Kamis (17 Oktober 2019) lalu di level Rp 14.151 per dolar AS.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 14.140 per dolar AS. Posisi itu menguat dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang di level Rp 14.172 per dolar AS.
Sementara itu, selepas pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi bakal membawa angin segar bagi penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG), setelah penutupan pada Jumat pekan kemarin menguat 0,18 persen di level 6.191.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat secara teknikal MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI terus menunjukkan sinyal positif.
BACA JUGA: Rupiah Terus Melemah Seiring Unjuk Rasa Berujung Ricuh
Di sisi lain, terlihat upward bar yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG, yang berpeluang menuju ke resistance terdekat.
“Support pertama maupun kedua memiliki range pada 6.158 hingga 6.126. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.230 hingga 6.276,” kata Nafan dalam riset hariannya, Senin 21 Oktober 2019.
Sementara itu, analis KGI Sekuritas, Yuganur Wijanarko melihat risiko penurunan pada IHSG terhindar, sehingga bisa menguat hingga level 6.250.
“Secara teknikal penutupan IHSG secara mingguan di atas level 6.100 merupakan sinyal konfirmasi. Bahwa risiko terjadinya koreksi penurunan ke 5.989 mengecil dan arah skenario pasar berganti pada potensi kenaikan selanjutnya menuju resistance di 6.250. ini merupakan breakout target dari konsolidasi formasi di 6.000-6.150,” ujar Yuganur.
Sumber: Suara.com