Perayaan Yadnya Kasada di Bromo Tetap Khidmat, Meski Tanpa Adanya Pengukuhan Dukun Pandita

Zulafif

Reporter

Zulafif

Senin, 5 Juni 2023 - 01:42

Editor

Zulafif
perayaan-yadnya-kasada-di-bromo-tetap-khidmat-meski-tanpa-adanya-pengukuhan-dukun-pandita

Perayaan. Masyarakat Suku Tengger Berada di Kawah Gunung Bromo. Foto : Zulkiflie.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Perayaan Yadnya Kasada tahun 2023 di lereng Gunung Bromo, berlangsung tanpa adanya ritual pengukuhan dukun Pandita. Itu dilakukan lantaran, jumlah dukun di 4 wilayah masyarakat suku Tengger masih dinyatakan lengkap.

Meski demikian, masyarakat suku Tengger tetap hikmat melangsungkan serangkaian ritual, guna memeriahkan perayaan Yadnya Kasada. Salah satunya, melarung ongkek atau sesajen ke kawah Gunung Bromo.

Ketua Perisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto mengatakan, tidak adanya pengukuhan dukun pandita pada perayaan Yadnya Kasada tahun 2023, karena jumlah dukun pandita di 4 wilayah masyarakat suku Tengger masih lengkap, yakni sebanyak 57 dukun.

Sejumlah dukun itu, tersebar 4 wilayah lingkar Gunung Bromo meliputi ;  Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang.

"Yang berbeda pada Yadnya Kasada tahun ini, ya' tidak adanya pengukuhan dukun pandita itu," ujar Bambang, Senin 5 Juni 2023.

Sementara tokoh masyarakat suku Tengger, Supoyo menyampaikan, kalau dalam perayaan Yadnya Kasada tahun ini, pelaksanaannya hampir sama dengan tahun lalu. Di mana perayaan Yadnya Kasada, berlangsung tertutup bagi wisatawan.

Pun demikian, bagi pedagang yang berjualan di areal lautan Pasir Gunung Bromo, dilakukan secara terbatas. Para penjual hanya diperbolehkan menjual makanan-makanan tradisional, jumlah perlengkapan ritual keagamaan masyarakat suku Tengger.

"Adanya penutupan ini, membuat masyarakat suku Tengger lebih hikmat dalam melangsungkan ibadah keagamaan. Telah dilakukan sejak masa pandemi Covid-19 lalu,"terang Supoyo.

Sekadar informasi, perayaan Yadnya Kasada masyarakat suku Tengger,  yang digelar dengan cara memberikan sesajen ke kawah Gunung Bromo, merupakan wujud syukur masyarakat setempat kepada para dewa. Dengan harapan, ke depannya hasil pertanian mereka melimpah, serta dijauhkan dari musibah dan bahaya.

Baca Juga