
Reporter
Restu C WidariJumat, 12 Juni 2020 - 04:00
Editor
Ishomuddin
PASAR TANGGUH. Pasar Genteng Baru, Surabaya, yang akan jadi pasar tangguh menghadapi pandemi Covid-19, Kamis, 11 Juni 2020. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya memasuki masa transisi menuju new normal, beberapa aktivitas yang sebelumnya dibatasi pun kini diperbolehkan kembali, namun dengan catatan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Salah satunya di pasar tradisional. Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, di masa transisi menuju new normal ini, tempat perbelanjaan sebagai pasar rakyat itu disiapkan menjadi pasar tangguh.
"Setidaknya, ada dua pasar yang bakal menjadi pasar tangguh di Surabaya, yakni Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo," kata Hebi, Kamis 11 Juni 2020.
BACA JUGA: Penataan Pasar di Surabaya Terus Dilakukan di Tengah Pandemi Covid-19
Menurutnya, dua pasar tersebut digagas menjadi pilot project pasar tangguh di Kota Pahlawan. Secara bertahap, pasar-pasar lain juga diharapkan dan disiapkan menjadi pasar tangguh.
Lebih lanjut, Hebi pun menjelaskan konsep dari pasar tangguh ini yakni seperti Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, di mana nantinya juga ada tim khusus atau satgas di pasar tersebut.
Satgas ini adalah kolaborasi antara pengelola pasar dengan pedagang. Mereka memiliki job description yang sama pula dengan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, yaitu sebagai Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani.
"Kita libatkan pedagang karena mari bersama-sama menjaga pasar. Untuk menjadi pasar tangguh bukan hanya tugas pemerintah atau PD Pasar Surya, tetapi tugas bersama, termasuk pedagang," ia menerangkan.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, Pedagang Pasar Pegirian Surabaya Dipindah dan Diberi Jarak Antar Lapak
Pihaknya merencanakan setiap pasar di Surabaya akan menjadi pasar tangguh. Nantinya dalam struktur satgas atau kepengurusan bakal dimasukkan unsur dari pelaku usaha di pasar.
"Jadi ada dari pedagang di pasar, juga karyawan di pasar. Ketangguhan pasar tergantung dari keaktifan kepengurusan untuk menjaga pasar dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," ia mengungkapkan.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Muhibuddin, menambahkan konsep pasar tangguh adalah mengatur pasar sesuai protokol kesehatan. Misalnya, masuk pasar wajib pakai masker.
"Kalau tidak pakai masker, tidak boleh masuk. Ini berlaku untuk pedagang maupun pengunjung," kata Muhibuddin.
Masuk area pasar juga harus melewati cek suhu badan. Pedagang atau pengunjung yang suhu badannya 38 derajat celsius atau lebih dilarang masuk.
"Demikian juga jika ada pedagang yang sakit dilarang berjualan," ia menegaskan.
Yang terbaru dari konsep pasar tangguh ini adalah adanya pengaturan di dalam pasar khususnya Pasar Genteng Baru dan Tambahrejo.
BACA JUGA: Sehari, Lebih dari 100 Pasien Covid-19 di Surabaya Sembuh
Dengan dijadikan sebagai pasar tangguh, diberlakukan pula sirkulasi untuk pengunjung dengan sistem one way atau satu pintu. Maksudnya, pintu masuk dan pintu keluar pasar dipisahkan, sehingga ada beberapa pintu pasar yang akan ditutup atau dibuka dengan pemberlakuan jam operasional.
"Jumlah pengunjung pasar juga akan dibatasi. Jika kondisi di dalam pasar sudah ramai, maka pengunjung lain yang hendak masuk distop dulu," ia memaparkan.
Di sisi lain, stan pedagang juga diminta ada tirai plastik agar pedagang dengan pembeli tidak berinteraksi langsung. Tak hanya itu, pedagang dan karyawannya juga diimbau mengenakan face shield sebagai APD.
Dalam proses transaksi jual beli pun diatur dengan menyediakan baki atau nampan agar tidak ada kontak langsung alat pembayaran (uang) dari pembeli ke pedagang.
"Uangnya ditaruh di nampan. Nampan itu bantuan (dari Wali Kota Surabaya) dan akan dibagikan ke pedagang," ia memungkasi.