Pandemi Covid-19, Sekolah di Mojokerto Tetap Gelar MPLS
Protokol Kesehatan Diterapkan, Siswa Wajib Mengenakan Masker dan Jaga Jarak

Reporter
DiniSenin, 13 Juli 2020 - 10:40
Editor
Bruriy Susanto
MPLS. Di tengah pandemi Covid-19, SMP Negeri 1 Jetis melakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu siswa mengenakan masker dan jaga jarak. Foto: Karin.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Di tengah pandemi Covid-19, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sejumlah sekolah di Kabupaten Mojokerto tetap dilaksanakan. Salah satunya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Jetis, yang tetap mengadakan MPLS dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Tak sampai disitu, proses MPLS tahun ajaran baru 2020/2021 sebanyak 256 siswa, terbagi menjadi delapan kelas tersebut juga dikelompokan menjadi empat gelombang untuk mengikuti MPLS secara bergantian selama empat hari.
Di hari pertama, pada Senin 13 Juli 2020 sampai Kamis 16 Juli 2020 mendatang, para siswa akan mengikuti MPLS setiap hari dengan waktu satu jam.
Kepala Sekolah SMPN 1 Jetis, Subroto mengakui, kalau pihaknya tetap mengadakan MPLS. Hanya saja, kegiatan yang dilakukan itu tetap dengan menerapkan protokol kesehatan, dan sangat dibatasi dalam prosesnya.
BACA JUGA: Hari Pertama Belajar Mengajar Sistem Daring di Probolinggo Ditemukan Kendala
Bahkan nampak sejumlah siswa diminta menunggu di lapangan sembari berjemur atau caring, sambil menunggu waktu pelaksanaan MPLS yang sudah ditentukan perhari hanya dua kelas, dan satu kelas dibagi menjadi dua shift pertemuan.
"Ada empat sesi nantinya, masing-masing kelas 16 siswa. MPLS mulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB," ungkapnya, Senin, 13 Juli 2020.
Masing-masing kelas ini nantinya, akan mengikuti MPLS secara bergantian selama satu jam. Menurutnya, MPLS di SMPN 1 Jetis dilakukan secara sederhana. Dijam pertama, para siswa mengikuti upacara kemudian dilanjutkan masuk kelas dengan berjarak antara satu siswa dengan siswa lainnya.
"Mereka masuk kelas untuk pengenalan wali kelas dan ke perpustakaan untuk pinjam buku, agak lama memang pengambilan buku. Habis itu langsung pulang, daring dari rumah selanjutnya. Maksimal satu kelas satu jam, dibagi jadi dua shift. Jadi hari ini hanya dua kelas saja, besok juga bergantian," jelasnya.
BACA JUGA: Tahun Ajaran Baru Masih Daring, Legislator Ini Minta Kualitas Pendidikan Tak Berkurang
Tak sampai disitu, salah satu siswa baru saat dicek suhu tubuhnya mencapai 38 derajat, dan diminta untuk tidak masuk mengikuti MPLS, bahkan siswa tersebut diminta untuk pulang kembali bersama orangtuanya.
"Tadi ada satu siswa memang yang waktu di cek suhu menggunakan thermogund sampai 38 derajat celcius. Terus bukunya OSIS ambilkan, untuk diserahkan ke siswa, dan siswa diminta pulang," tegasnya.
Sementara itu, siswa baru yang kedapatan suhu badan di atas 37 derajat celcius tersebut yakni Elsa Nur Hidayah. Ia merupakan pelajar asal Desa Waru Gunung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.
"Mau ikut MPLS, jam 9. Tapi suhu badannya 38 derajat celsius jadi tidak boleh masuk. Tidak sakit, mungkin dalam perjalanan ke sekolah kena matahari jadi panas. Tapi gak papa ini tadi buku sudah diambilkan, katanya belajar lewat daring," ujar Anita, ibu Elsa Nur.