Masjid Jadi Sasaran Radikalisme

Rochman Arief

Reporter

Rochman Arief

Rabu, 15 Agustus 2018 - 01:00

masjid-jadi-sasaran-radikalisme

Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal polisi Ir Hamli, ME

JATIMNET.COM, Surabaya – Penyebaran radikalisme dan ujaran kebencian di tempat ibadah di Indonesia semakin terang-terangan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kerja Sama P3M dan Rumah Kebangsaan terhadap 100 masjid, terdapat 41 masjid yang terindikasi melakukan ujaran kebencian dan radikalisme.

Dari 41 masjid yang melakukan ujaran kebencian dan radikalisme terdapat 17 masjid atau 41 persen yang terindikasi level tinggi, 17 masjid lainnya terindikasi sedang dan sisanya tujuh kategori level rendah atau 8 persen.

Adapun metode survei yang dilakukan Kerjasama P3M dan Rumah Kebangsaan itu melakukan survei mulai 29 September-21 Oktober 2017 di setiap kutbah jumat di masjid kementerian, BUMN, dan lembaga.

Dari tiga lokasi yang disurvei menunjukkan masjid bahwa masjid BUMN terindikasi radikal tertinggi. Dari 37 masjid yang disurvei 57 persen atau 21 masjid terindikasi radikalisme. Disusul masjid kementerian dari total 45 masjid, sekitar 34 persen atau 12 masjid terindikasi melakukan ujaran kebencian dan radikalisme.

Temuan Masjid yang Terindikasi Radikalisme.

Temuan Masjid yang Terindikasi Radikalisme.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Brigadir Jenderal Polisi Ir. Hamli, ME, berjanji akan melakukan pendalaman.

“Kita akan mendalami sisi mana yang perlu disentuh, apa penyebab terjadinya radikalisme,” katanya, saat dijumpai setelah memberikan kuliah umum dengan tema ‘Strategi Pencegahan Terorisme di Perguruan Tinggi’ di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya, Selasa, 14 Agustus 2018.

Dia menambahkan akan mengambil tindakan apabila keberadaan masjid-masjid yang dipergunakan untuk penyiaran radikalisme dan ujaran kebencian.

“Kita akan menghubungi peneliti untuk memberi masukan, dan item apa yang dimaksud radikal. Ini dilakukan supaya tidak salah melakukan langkah-langkah antisipasi,” ungkap dia.

Topik radikal paling populer adalah ujaran kebencian 73 persen, disusul sikap negatif pada agama lain 21 persen, sikap positif pada khilafah 15 persen, negatif terhadap minoritas 6 persen, kebencian minoritas dan negatif terhadap perempuan masing-masing 1 persen.

Peta Radikalisme Berdasarkan Masjid.

Peta Radikalisme Berdasarkan Masjid.

Untuk mengantisipasi gejala radikalisme, pihaknya melakukan sosialisasi dengan memberikan wawasan kepada masyarakat dan mahasiswa. Menurutnya radikalisme merupakan ajaran yang merugikan semua pihak.

“Makanya kita ke kampus-kampus untuk menekan dan memberikan informasi kepada adik-adik, bahwa ada ancaman dari luar. Begitu juga bagaimana kampus menyikapi untuk membentengi adik-adik,” tegasnya.

Dia menambahkan dosen juga memiliki peran yang cukup besar untuk melakukan pencegahan radikalisme di dalam kampus. Peran dosen di dalam ruangan maupun luar ruangan bisa menjadi benteng paling efektif untuk memberikan setiap masukan.

Baca Juga