JATIMNET.COM, Surabaya - Anggota komisi E DPRD Jawa Timur dr Benyamin Kristianto menilai, langkah penanggulangan Covid-19 yang dilakukan Pemprov Jatim belum berjalan maksimal.

Rapid test baru digelar setelah ada riwayat pasien positif. Padahal ada kemungkinan dia terus menulari banyak orang. Tidak memungkinkan terbukanya klaster baru penularan Covid-19 bermunculan dan penyebarannya sulit dikendalikan.

"Begitu ada klaster baru langsung dilacak, dan dilakukan rapid test, itu sudah bagus. Tapi alangkah baiknya kalau dibalik, dites secara massif (tidak menunggu ada klaster baru), serta ada target yang terukur. Sehingga penderitanya dapat dipetakan," ujar Benyamin, Senin 18 Mei 2020.

Tes ini, menurut dia, sangat berguna untuk memetakan pola penyebaran virus SARS CoV-2. Dengan angka pasien positif yang sudah menyentuh dua ribu, seharusnya rapid tes sudah masif, tidak menunggu ada kasus.

BACA JUGA: Klaster Baru Covid-19, 74 ABK KMP Awu di Karantina di Tanjung Perak

"Misalnya, rapid tes kepada satu keluarga, dipilih saja yang paling sering keluar siapa, kalau ayahnya ya langsung dites. Dari situ akan ketahuan petanya dan langsung begitu ada yang positif langsung dikarantina," imbuhnya.

Selain itu, Benyamin juga menyarankan agar para pedagang dan penjual makanan terutama yang digandeng Pemprov Jatim juga di skrining. Setidaknya untuk meminimalisir potensi penularan Covid-19.

Ia khawatir tes yang tidak masif membuat kebijakan semacam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan di Surabaya Raya dan Malang Raya percuma. Niat melokalisir penyebaran virus tidak berjalan maksimal. Dampaknya penularan Covid-19 tidak bisa ditekan.

BACA JUGA: Bertugas di Solo, Dokter Asal Mojokerto Positif Covid-19

Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran khusus untuk membeli alat rapid tes, dan masker untuk dibagikan kepada warganya. Semua tes bisa dilakukan secara serentak di Jatim. Benyamin optimis, jika tindakan preventif massif itu dilakukan, angka penularan Covid-19 di Jatim bisa ditekan.

Seperti diketahui, jumlah pasien SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Jawa Timur terus bertambah. Data Pemprov Jatim per Minggu 17 Mei 2020 jumlah pasien Covid-19 di Jawa Timur bertambah 62 orang. Dengan begitu total kesemuanya yang terjangkit virus SARS CoV-2 menjadi 2.150 kasus.

Dari jumlah itu, pasien positif yang masih dirawat sebanyak 1.593, yang sudah sembuh 337 orang, dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 211 orang.

Legislator Menilai Tes Covid-19 di Jatim Dinilai Belum Maksimal

Berita Populer

Baca Juga