
GUNUNG SEMERU: Letusan Gunung Semeru membuat warga yang berada di dekat lereng gunung berhamburan lari untuk menyelamatkan diri, Sabtu 4 Desember 2021. Foto: Repro Warga
JATIMNET.COM – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa Gunung Semeru masih dalam status siaga atau level III.
Kepala Badan Geologi PVMG Hendra Gunawan mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan secara instrumental, masih terjadi 583 erupsi atau gempa letusan. Fenomena itu berlangsung sejak periode 27 Februari hingga 6 Maret 2023.
Pada periode yang sama juga terjadi 18 kali gempa guguran, 30 kali gempa tektnonik jauh, dan 1 kali getaran banjir. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan visual terlihat sekali asap letusan berwarna putih kelabu dengan tinggi 500 meter.
“Secara visual, letusan dan gugugan lava yang terjadi jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut,” ujar Hendra dikutp dari laman resmi Dinas Kominfo Jawa Timur, Rabu, 8 Maret 2023.
Baca Juga : Erupsi Semeru, Dua Jembatan Penghubung Lumajang – Malang Tertutup Abu Vulaknik
Dengan kondisi semacam itu, maka potensi bahaya masih cukup tinggi. Salah satunya kemungkinan terjadinya erupsi sekunder. Ini akibat interaksi endapan material guguran lava atau awan panas gugugran yang bersuhu tinggi dengan air sungai.
Selain itu, potensi mengalirnya lahar lantaran material guguran lava dan awan panas sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai di puncak Gunung Semeru.
Oleh karena itu, PVMBG mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Adapun jaraknya sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Baca Juga : Tim SAR Gabungan Lakukan Penyisiran dan Pengamatan 3 Wilayah Terdampak APG Gunung Semeru
Di luar jarak 13 kilometer itu, Hendra juga mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
“Supaya masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” jelasnya.