
Reporter
A. BaehaqiRabu, 3 Juli 2019 - 14:18
Editor
Rochman Arief
ADA AYAM. Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin berbagi solusi agar anak doyan makan di Grand City, Rabu 3 Juli 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Ketua Tim Penggerak PKK Arumi Bachsin mengaku kesulitan menyuruh anaknya makan. Namun istri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak itu memiliki cara agar anaknya mau makan.
Dia mulai memelihara ayam di rumah dinasnya, kawasan Margorejo Indah, agar kedua anaknya mau makan. Dengan demikian, dia bisa menyuapi anaknya sambil menyaksikan tingkah pola ayam di rumahnya.
“Kalau ibu-ibu yang pernah main ke rumah dinas, saya pelihara ayam. Ada sembilan ayam petelur,” ujar Arumi diikuti tawa puluhan peserta Sosialisasi Protein asal Hewani di Grand City, Rabu 3 Juli 2019.
BACA JUGA: Arumi Akui Grogi Pidato di Grahadi
Cara itu diakui Arumi, cukup efektif. Sebab, nafsu makan kedua anaknya, Lakeisha Ariestia Dardak dan Alkeinan Mahsyir Putro Dardak, tetap terjaga. Arumi mengaku bisa menyuapi kedua anaknya sambil menyaksikan ayam di rumah dinas.
Sejak ada ayam di rumah dinasnya, putra-putrinya memiliki nafsu makan yang membaik dibanding sebelumnya. Bahkan kedua anaknya tertarik melihat langsung proses telur itu diproduksi. Mulai ayam bertelur hingga dimasak.
“Ada sensasi saat mengambil telur untuk digoreng. Anak-anak bersemangat memakan telur. Ini bisa jadi pilihan supaya anak-anak mau makan,” kata wanita kelahiran Jakarta, 19 Februari 1994 itu.
Tetapi mantan bintang film Bestfriend (2008) itu kesulitan jika anaknya meminta memelihara sapi. Sebab di rumah dinasnya tidak ada tempat untuk dibuatkan kandang.
BACA JUGA: Lulus Sarjana, Arumi Bachsin Diwisuda di IAIN Tulungagung
Arumi menilai permasalahan yang dihadapi ibu selalu sama. Selalu kesusahan saat menyuruh anaknya makan. Padahal asupan gizi seperti protein sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan anak. Asupan protein yang cukup dapat menekan angka kurang gizi dan stunting (cebol).
Perempuan berusia 25 tahun itu mengimbau ibu-ibu, untuk memperhatikan asupan protein hewani bagi anak-anaknya. Jangan sampai ada persepsi bahwa anak sudah kenyang, berarti sudah cukup protein.
“Jangan sampai asal wareg (kenyang), dikasih makan nasi pakai mi instan sudah kenyang. Karbo (karbohidrat) ketemu karbo. Ini yang seringkali kecolongan,” ungkapnya.