
Reporter
Restu C WidariMinggu, 8 Maret 2020 - 07:19
Editor
Rochman Arief
Warga RT 09 RW 05, Kelurahan Nginden Jangkungan, Surabaya menunjukkan tanaman toga yang dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemkot Surabaya telah memberi bantuan tanaman empon-empon kepada warga untuk dijadikan tanaman obat keluarga atau toga. Empon-empon yang terdiri atas jahe, kunyit, temulawak, hingga tanaman sambiloto diketahui bisa menjadi penangkal virus.
Pemberian bantuan ini jauh sebelum wabah virus corona hampir di seluruh penjuru dunia. Begitu juga dengan hasil penelitian yang diumumkan Universitas Airlangga tentang pencegahan covid-19 itu.
“Dari (bibit) bantuan itu sudah dibudidayakan warga. Ada yang di hamparan ada yang di polybag,” kata Antin saat dihubungi Jatimnet.com, Sabtu 7 Maret 2020.
Budidaya tanaman herbal ini bisa dilihat di Taman Herbal yang ada di RT 09 RW 05 Kelurahan Nginden Jangkungan Surabaya. Di taman ini terdapat seratusan lebih jenis tanaman yang dibudidayakan.
BACA JUGA: Dampak Corona, Pesanan Minuman Herbal Meningkat 300 Persen
“Awalnya warga mengajukan permohonan ke DKPP berupa tanaman empon-empon seperti jahe, temulawak maupun kunyit untuk dibudidayakan di kampung,” ungkapnya.
Hasilnya, warga tidak hanya memanen atau mengonsumsi sendiri. Mereka sanggup mengolah tanaman tradisional untuk dijadikan minuman herbal dan ekstrak atau serbuk yang kemudian dijual di warung-warung.
Sementara itu, Lurah Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo Surabaya, Erna Sri Wulandari mengatakan bahwa warganya sudah membudidayakan toga sejak 2015.
Dia menyebut warga RT 09 RW 05 Kelurahan Nginden Jangkungan memanfaatkan tanah aset pemkot untuk disulap menjadi Taman Herbal. Padahal tanah tersebut sebelumnya rawa-rawa.
BACA JUGA: Dampak Corona, Pesanan Minuman Herbal Meningkat 300 Persen
“Dulunya lahan itu rawa-rawa yang berdampak pada demam berdarah. Kemudian warga memanfaatkan untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman herbal,” Erna menerangkan.
Erna menambahkan di lahan tersebut terdapat 172 jenis tanaman herbal yang dibudidayakan warganya. Sebut saja jahe, kunyit, dan juga temulawak yang diketahui bisa menambah imunitas.
“Taman Herbal (Kampung Herbal) ini bukan sulapan atau baru dibuat, tetapi sudah ada sebelum virus corona mencuat,” terangnya.
Sistemnya, lanjut Erna, warga melakukan pembibitan secara swadaya dengan berbagi tugas dalam proses budidaya. Selain dibuat produk minuman, hasil tanaman herbal itu dijual untuk menambah pendapatan.
BACA JUGA: Virus Corona, Harga Jahe Merah Melangit
Perempuan berkerudung yang sudah menjabat sejak 2014 itu menambahkan warga mengaplikasikan Taman Herbal dengan teknologi. Salah satunya melengkapi dengan barcode.
Barcode ini memudahkan pengunjung belajar berbagai jenis dan manfaat tanaman herbal. “Sementara ini ada 60 jenis yang bisa dicek dengan barcode,” imbuhnya.
Cara ini menarik minat sejumlah warga dari luar daerah untuk membeli bibit dan belajar. Bahkan, wisatawan asing pernah berkunjung untuk belajar pembibitan tanaman herbal.
Erna menegaskan setiap pengunjung akan didampingi guide untuk menjelaskan berbagai tanaman yang ada. Kini, Taman Herbal yang berada di wilayah Kelurahan Nginden Jangkungan ini menjadi salah satu daya tarik wisata Kota Surabaya.