
Reporter
ZulafifSenin, 18 Maret 2019 - 13:45
Editor
Hari Istiawan
Kondisi Gunung Bromo yang menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter di atas puncak kawah aktif. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Aktivitas Gunung Bromo masih dinyatakan aman untuk wisatawan di luar radius satu kilometer dari bibir kawah. Sementara tinggi kolom abu vulkanik sudah mencapai 1.500 meter di atas puncak kawah.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api, Hendra Gunawan menjelaskan, Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut ini masih berstatus waspada atau level II.
Menurut Hendra, dalam tiga hari terakhir diketahui ada kenaikan tremor, namun kondisi tersebut masih dalam kategori normal.
BACA JUGA: Muncul Limpasan Air di Kaldera Gunung Bromo
Dijelaskannya, Gunung Bromo bisa dikatakan berbahaya apabila telah mengeluarkan lontaran vulkanis seperti kerikil ataupun lava pijar sejauh radius 1 kilometer.
“Sejauh ini kan masih abu, jadi belum terlalu signifikan,” kata Hendra, Senin 18 Maret 2019.
Ia menyebut, meski tingkat tremor terus berubah selama beberapa hari terakhir, bukan menjadi patokan perubahan status Gunung Bromo. Menurutnya yang bisa menjadi patokan, adalah tingkat bahayanya.
Wisatawan sedang mengabadikan erupsi Bromo. Foto: Zulkiflie

“Jadi di peta KRB (Kawasan Rawan Bencana) itu kuncinya. Data KRB dan data monitoring yang digabungkan, untuk menentukan status. Intinya perubahan status bisa dilakukan, ketika ada erupsi yang membahayakan,” jelasnya.
Menurutnya, yang perlu menjadi perhatian adalah tinggi keluarnya abu vulkanis Gunung Bromo yang telah menyentuh angka 1.500 meter dari kawah. Tinggi asap tersebut dimungkinkan bisa berdampak pada lalu lintas penerbangan.
“Untuk masalah lalu lintas penerbangan, kita dari pos pengamatan hanya memberikan informasi tentang tinggi kolom abu saja. Jadi kewenanganya, ada di perhubungan," ucap Hendra.
BACA JUGA: Bromo Erupsi, BPBD Probolinggo Petakan Jalur Evakuasi
Sebagai informasi, kondisi terkini Gunung Bromo berdasarkan data PVMBG per 17 Maret 2019, menunjukkan ada aktivitas gempa tektonik satu kali dengan amplitudo 32 milimeter dengan durasi 253 detik.
Serta terjadinya gempa tremor dengan amplitudo 0,5-19 milimeter dominan tiga milimeter , dan gempa letusan terjadi lima kali, dengan amplitudo 29-30 milimeter durasi 47-58 detik.